Berbicara soal kesehatan gigi, ada satu kebiasaan kecil yang dulu sering kuanggap sepele: malas sikat gigi malam hari. “Ah, nanti pagi juga disikat lagi,” begitu pikirku hampir setiap malam. Kebiasaan itu sudah terbentuk sejak kecil, bahkan terus terbawa sampai SMA.
Entah kenapa, setiap kali rasa kantuk datang, rasa malas itu selalu menang. Kadang aku lebih memilih langsung tidur setelah belajar, main, atau nonton TV, tanpa sempat membersihkan gigi. Aku pikir waktu itu, tidak sikat gigi semalam tidak akan berdampak apa-apa. Ternyata, aku salah besar.
Pagi-pagi saat bercermin, aku baru sadar kalau gigiku mulai tampak kekuningan, terutama di bagian sela-selanya. Aku kira itu cuma noda makanan atau kopi yang menempel. Tapi setelah beberapa bulan, rasa ngilu mulai datang setiap kali aku makan makanan manis atau dingin. Dari sana aku tahu, ada sesuatu yang tidak beres.
Aku memang belum pernah periksa ke dokter gigi, tapi aku mencoba mencari tahu lewat internet. Dari berbagai sumber, aku menemukan bahwa rasa ngilu bisa disebabkan oleh enamel gigi yang mulai menipis karena kebersihan mulut yang tidak terjaga, atau karena karang gigi yang menumpuk. Di saat itulah aku sadar: kebiasaan malas sikat gigi malam ternyata benar-benar berdampak nyata.
Sejak saat itu, aku mulai lebih hati-hati. Aku juga memperhatikan kebiasaanku yang lain, seperti minum air es dan konsumsi makanan manis. Untungnya, sejak SMA aku memang tidak terlalu suka minum air dingin. Aku lebih nyaman dengan air hangat. Ada sensasi menenangkan dan tidak membuat gigi ngilu. Sekarang, aku makin yakin bahwa kebiasaan kecil itu ikut membantu menjaga kesehatanku.
Begitu pula dengan gula. Dulu aku termasuk penggemar teh manis dan camilan-camilan manis, tapi kini aku benar-benar mengurangi. Aku tahu, gula adalah salah satu penyebab utama gigi berlubang. Rasanya memang tidak mudah menahan keinginan untuk minum minuman manis, tapi demi gigi yang sehat, aku belajar menahan diri. Bahkan konsumsi kopi saja tanpa gula.
Lebih parah lagi, aku sempat menyadari bahwa napas juga jadi tidak sedap. Kadang waktu bicara dengan teman, aku menangkap reaksi halus dari mereka: sedikit menjauh, atau buru-buru menutup hidung sambil tertawa kecil. Padahal aku sudah sikat gigi dua kali sehari. Tapi ternyata, itu tidak cukup.
Sikat Gigi yang Benar, Bukan Sekadar Rutin
Dari pengalaman itu aku belajar, menyikat gigi bukan soal seberapa sering, tapi seberapa benar caranya. Dulu aku hanya menggosok sebentar, kadang kurang dari satu menit - dengan arah sembarangan. Setelah membaca berbagai sumber, aku baru tahu bahwa menyikat gigi seharusnya dilakukan minimal dua menit, dengan gerakan memutar dan lembut.
Selain itu, waktu yang tepat juga penting. Sikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Yang paling sering aku lewatkan justru malam hari, padahal saat tidur, produksi air liur menurun, dan bakteri berkembang biak dengan cepat di dalam mulut yang kotor.