Aku mulai disiplin lagi. Malam-malam yang dulu kuisi dengan malas, kini kuakhiri dengan rutinitas sederhana: gosok gigi, kumur dengan obat antiseptik, dan bersihkan lidah. Awalnya terasa repot, tapi lama-lama jadi kebiasaan baru yang menyenangkan. Ada rasa lega dan segar sebelum tidur.
Tentang Kopi dan Keputusan untuk “Menjeda”
Aku termasuk pecinta kopi berat. Pagi tanpa kopi rasanya seperti hari tanpa arah. Tapi suatu kali, aku mendengar sebuah wawancara salah satu Puteri Indonesia yang bilang ia sengaja menjeda ngopi demi menjaga warna dan kesehatan giginya. Kalimat itu menancap di pikiranku.
Sejak itu, aku mulai mencoba hal yang sama: berhenti minum kopi. Awalnya berat - kepala sering terasa pusing, dan ada perasaan kosong di pagi hari. Tapi aku tetap bertahan. Aku ingin tahu, apakah benar kebiasaan ini bisa berdampak besar?
Ternyata iya. Setelah lebih dari sebulan tidak ngopi, gigiku tampak lebih bersih dan tidak mudah berwarna kusam. Nafas pun terasa lebih segar. Mungkin ini sederhana, tapi aku merasa sedang memulihkan sesuatu yang selama ini rusak karena abai dan kebiasaan buruk.
Menariknya, berhenti ngopi bukan hanya soal gigi. Aku jadi lebih sadar akan tubuhku sendiri. Aku mulai memperhatikan makanan, air putih yang cukup, dan rasa lelah yang datang tanpa alasan. Semuanya saling berkaitan, kesehatan mulut bukan hanya soal gigi, tapi juga cerminan dari gaya hidup secara keseluruhan.
Menjaga Gigi, Menjaga Percaya Diri
Salah satu dampak yang paling kurasakan dari gigi yang ngilu dan napas tidak sedap adalah rasa tidak percaya diri. Setiap kali bicara dengan orang lain, aku jadi menahan napas, takut aroma tidak sedap tercium.
Saat tersenyum pun aku menunduk, menutupi gigi yang mulai rusak. Bahkan, ketika hendak shalat berjamaah di masjid pun kadang was-was; "Jamaah di sampingku nyaman nggak ya, nafasku bau nggak ya."
Kini setelah aku mulai memperbaiki kebiasaan, perlahan rasa percaya diri itu kembali. Gusi sudah tidak sering berdarah, gigi terasa lebih kuat, dan senyum terasa lebih lepas. Bukan hanya karena gigi tampak lebih sehat, tapi karena aku tahu, aku sudah berusaha menghargai tubuhku sendiri.
Aku belajar bahwa kebersihan gigi bukan hanya urusan estetika, tapi juga bagian dari kesehatan mental dan sosial. Siapa pun pasti merasa lebih tenang saat mulutnya segar dan bersih. Sederhana, tapi dampaknya nyata.