Ketika melihat ke belakang,
Aku melihat sosok anak kecil tumbuh dengan panah yang menghunus ke jantungnya
Hanya kasih Tuhan yang membuatnya bertahan
Aku melihat sosok anak kecil tumbuh dengan ranjau di telapak kakinya
Di pelupuk matanya tersirat lelah yang tak berujung
Di keheningan malamnya, ia menutup mata berharap takkan pernah terbangun lagi
Ketika melihat ke belakang
Aku melihat sosok dewasa tumbuh dengan akar-akar bercabang di kepalanya
Sebuah belati menembus dadanya, namun ia masih berjalan
Sebab percaya kasih Tuhan selalu ada untuknya
Aku melihat sosok dewasa tumbuh dengan tali-tali keresahan yang mengikat tubuhnya
Di setiap embusan nafasnya, ada harapan yang tak pernah sampai di tempatnya
Ketika melihat ke belakang
Aku melihat sosok anak kecil dan sosok dewasa yang saling berpegangan tangan
Mereka ingin menyeberangi luasnya samudra dengan luka-luka yang mereka peluk sendiri
Mereka ingin menggapai puncak-puncak dengan nafas tersengal dan bisikan-bisikan lirih penuh caci
Namun mereka selalu percaya kasih Tuhan ada untuk mereka.
Ketika melihat ke belakang
Aku melihat sosok anak kecil dan sosok dewasa yang saling merangkul penuh kasih
Sosok yang kini menjadi aku
Yang pernah berharap takkan pernah terbangun lagi
Namun Tuhan tak pernah ingkar janji,
Memberiku perjalanan panjang yang penuh kisah pedih
Dan memberiku kesempatan menuliskannya dalam puisi ini.
22/9
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI