Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan Hantu yang Meratap Masa Lalu

16 Mei 2016   21:14 Diperbarui: 17 Mei 2016   00:09 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

-

Pada sebuah kota di mana gelap lekas datang
Sebuah nama ternoda cemar
Dari hasrat yang dirajut samar
Dengan tinta kebencian
Oleh lelaki tua yang melupa
Di mana baju malunya

Sosok renta merajut dendang luka
Berjalan di tengah kota
Dengan tubuh telanjang seluruhnya
Berdua dengan anjingnya

Anjing dalam tali kekang
Mengeja rintih panjang
Sementara sang tuan
Berteriak penuh marah
Mengutuk hidup pada tempurung ratapan

Bongkah badan itu bernama tuan hantu
Ia ditinggal banyak hal
Ditinggal pulang kenang
Ditinggal pergi puisi
Ditinggal gadis pemimpi
Pergi mencari yang lebih pasti
Tersisa ia tersia bersama usia senja
Kepayahan mengurusi diri dan nafsu sendiri

Saban hari,
Seperti terlihat kemarin juga hari ini
Pria tua di sudut yang sama
Meracau diiringi gonggong anjingnya
Tanpa tubuh berbungkus sehelai baju

Hantu yang meratap masa lalu
Dikenang dalam empat kata
Setan tua nan gila
Menembus aksara
Membawa serta hewan piara

Suatu hari di bulan Mei
Ada hantu yang diusir dari surga
Mengamuk di bumi manusia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun