"Kalian tau tidak ini ujian apa?" tanya bapak itu.
"Ujian akhir pak," kami menjawab serentak.
"Kalian sudah melakukan persiapan belum?" tanya bapak. Tetapi Andre hanya diam tertunduk, memaksaku untuk menjawab.
"S-ss-sudah pak," jawabku
"Lalu kenapa mencontek?"
Kami terpaku, tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Keadaan terasa canggung sekali kala itu. Lalu si bapak memberi kesimpulan.
"Bapak tidak punya banyak waktu. Untuk itu, dengan berat hati bapak mendiskualifikasi kalian dalam ujian ini. Kalian tidak boleh ikut ujian hingga selesai. Silahkan ambil tas kalian, pulang ke rumah, lalu introspeksi diri masing -- masing." Ucapnya.
Kami berjalan menuju ruang ujian. Jujur, aku sangat marah pada Andre. Gara -- gara dia, aku juga terkena imbasnya. Selama perjalanan, aku tidak mengeluarkan sepatah katapun padanya. Kamipun menyandang tas untuk pulang.
"Wisnu, sorry ya" Andre meminta maaf padaku.
"Percuma ndre, gak ada efeknya. Ini semua gara -- gara mu," aku menolaknya.
"Wisnu, lu gitu ya sekarang. Udah gak mau maafin gue," bantahnya.