Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Hati Satu Rindu

1 November 2020   13:35 Diperbarui: 1 November 2020   13:52 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak mula, sepertinya Betara Guru telah menggariskan. Begitu dirimu muncul, ada kekuatan yang berpendar dan kurasakan masuk ke diriku menusuk-nusuk. Namun begitu, aku tidak perduli. Karena dirimu hadir ada disaat hatiku rusuh, penuh amarah yang panas dan bergejolak. Terlalu banyak cerita yang tak selesai kujalani. Dan dalam kondisi begitu, aku tak sepenuhnya yakin dengan tebaran ilham yang begitu nyata berkerumun dan menerangi hadirmu.

Ini jelas bukan cerita pewayangan, yang aku bisa bertanya langsung kepada Batara Guru lewat semedi dan laku batinku. Aku kemudian akan bisa bertanya apakah gambaran-gambaran dalam sukmaku benar adalah wangsit-Nya. Tapi ini adalah kehidupan nyata, sehingga yang berlaku adalah hukum alam. Selalu tunduk pada deret putar daur waktu dan sejarah.

Waktulah yang telah meyakinkanku. Ia hadir berkali-kali membawa sebungkus cerita tentangmu. Kadang sekotak wangi berisi kisah betapa luhurnya akhlaq perilakumu. Birunya kerudungmu. Mantapnya langkahmu. Juga berlemebar-lembar gambaran kerasnya usahamu untuk berjalan lurus dalam keyakinan dengan selalu tersenyum. Dari mana waktu mendapatkan itu. Aku yakin dia telah mencurinya darimu.

Oleh karena itu, aku tidak sepenuhnya yakin ada cinta pada pandangan pertama, ia  begitu rapuh dan mudah patah. Kesan pertama sering membuat kita buta. Jika terburu melangkah tanpa diiringi kesadaran, yang kita temui adalah rasa sakit begitu kesadaran kita hadir kembali. Seperti wanita-wanita yang kaget melihat tangannya berlumuran darah begitu Yusuf menghilang di balik tirai.

Mungkin dirimu tidak tahu, jika selama ini sepasang mata waktu selalu mencuri pandang padamu. Kemudian datang kepadaku untuk sekedar berkirim berita, bahwa dirimu baik-baik saja di sana. Maafkan aku, jika itu membuatmu risih dan tidak nyaman.

Sempat aku ragu pada waktu yang selalu mengusung warta keadaanmu. Kusangka dia berbohong dan hendak menipuku. Namun begitu aku buktikan, baru kusadari bahwa waktu terlalu dungu. 

Ia tak mampu menangkap getar jiwamu. Ia tak mampu menerjemahkan teduh pandanganmu. Ia tak sampai pada penglihatan betapa kokoh pijakan keyakinanmu. Maka yakinlah aku, bahwa aku tidak lagi keliru.

Ingatkah ketika dirimu menolakku untuk selalu bertemu wajah denganmu, sampai waktunya kita benar-benar halal untuk itu. Kemudian kau memberiku banyak prasyarat, meski kau tak menyebutnya sebagai deretan rukun yang harus ku turut. Namun bagiku, itu adalah lelaku wajibku. Bagaimana mungkin aku bisa berjalan berjajar denganmu, jika tak mampu aku menundukkan diriku.

Tahukah kau apa kata iblis-iblis pada waktu itu yang tiba-tiba saja datang mengerumuniku? Mereka menuduhku manusia pengecut lagi dungu. Mau dikungkung oleh rindu, yang mereka tahu begitu menggebu dalam diriku. Namun kubiarkan saja hingga mereka serak dan diam dalam kebisuan.

Melihat mereka kelelahan, kuhibur mereka. Kemudian kuceritakan betapa manis rindu itu. Manusia tidak akan mau menyiksa dan membunuh diri dan nafsunya jika tidak ada kerinduan kepada Tuhannya. 

Beruntunglah ummat Muhammad yang hidup di akhir jaman. Karena mereka memiliki kualitas rindu yang begitu indah. Tahukah kalian mengapa? Karena tak setiap saat mereka bertemu dengan nabinya. Sehingga mereka selalu memendam kerinduan yang begitu intim untuk pertemuannya kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun