Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan Pulang

3 September 2020   05:33 Diperbarui: 3 September 2020   05:20 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

...............

Surya cepat-cepat menuju ruang belakang. Ketika dilihatnya kotak brankas masih ada, dia tampak lega.

"Dasar orang aneh. Aku harus cepat berkemas dari sini. Diman tidak dapat lagi dipercaya." Surya kemudian menyiapkan semua barang yang perlu dan bisa di bawa. Satu karung besar telah terisi penuh. 

Dipanggulnya keluar karung itu yang berisi dengan berbagai macam barang. Tak tertinggal brangkas harta yang selama ini diisi bersama dengan Diman. 

Surya mulai meninggalkan rumah itu dengan memanggul satu karung besar menuju pinggir hutan, mengarah jalan setapak yang sering dilewati ojek menuju kota.

"Diman, kamu telah memilih jalanmu sendiri, maka akupun memilih jalanku sendiri." Surya terus berjalan menyusuri semak yang tidak pernah dilalui manusia, kecuali Diman dan Surya sendiri.

................

Dipinggir desa, pagi-pagi warga digemparkan dengan adanya sesosok mayat yang meringkuk di bawah jendela samping Musholla. Tidak ada yang mengaku kenal dengan mayat tersebut. 

Dilihat dari wajahnya tampak ada wajah kelelahan yang sangat, namun tersirat disana guratan senyum kepuasan. Akhirnya mayat itu dikubur setelah mendapat perawatan yang seadanya dari warga kampung.

Sementara itu, beberapa hari kemudian, di media ada berita seorang mati digorok lehernya, dan mayatnya ditemukan di pinggir jalan setapak oleh tukang ojek. Menurut kepolisian, mayat itu adalah seorang buronan polisi, karena kasus perampokan, dan pernah dua kali kabur dari penjara. Diman dan Surya, telah pulang ke "rumah" masing-masing.

Syarif_Enha@Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun