Dengan wajah menunduk malu, merekapun bersalaman dan kemudian mengambil air wudlu. Sebelumnya mereka membersihkan debu-debu yang masih belebotan di tubuh mereka. Sesaat Abdul melirik Ahmad, ia tersenyum yang diikuti senyum lebar Ahmad. Ah betapa indah persaudaraan.Â
Akhirnya mereka Shalat Dzuhur berjamaah. Ahmad menjadi Imam. Katanya saat itu dia sedang bergairah untuk shalat, dan Abdul dengan Ikhlas menjadi makmum. Selang tiga puluh menit setelah shalat, adzan asar berkumandang.
Jogja, 2006
*Cerpen ini pernah dipublikasikan dalam Majalah PesanTrend Edisi 4 Tahun I, Agustus 2009
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!