Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demokrasi tapi Masuk Angin

20 Juli 2020   05:55 Diperbarui: 20 Juli 2020   05:58 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam masyarakat yang mayoritas begini, mestinya demokrasi masih bisa dinegosiasi untuk ditunda. Kita masih butuh bimbingan orang-orang baik dan bijak yang berilmu, sehingga urusan kemaslahatan bersama bisa direalisasikan dengan maksimal.

Apakah berani kita keluar dari sistem demokrasi? Saya pikir tidak. Kita terlanjur tidak merdeka dalam berpikir. Ada doktrin yang kita benarkan  bahwa demokrasi sementara ini adalah puncak peradaban kekuasaan saat ini.

Tentu kita tidak ingin dipandang oleh orang luar bahwa kita mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Sehingga kita memaksakan diri, enak tidak enak demokrasi harus kita telan. Ini lah yang saya sebut tidak merdeka.

Pada akhirnya, kita seperti sedang berjalan dengan satu tujuan yang sama, namun karena barisannya beriingan, ada yang sudah di depan, ada yang berada di jalur cepat, dan seterusnya. Sementara demokrasi seperti kendaraan yang paling banyak dipakai dan dipandang paling cepat menuju tujuan.

Kemudian kita memaksakan naik kendaraan tersebut, meskipun kita tahu belum begitu mahir, dan mungkin sekali akan terjadi kecelakaan atau masuk angin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun