Mohon tunggu...
Syarif hidayatullah
Syarif hidayatullah Mohon Tunggu... Programmer - TPQ TANGGA LISUNG NW DAN BLOGGER

-ALUMNI MA SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI -ALUMNI MDQH NW ANJANI -ALUMNI STMIK SZ NW ANJANI -MAHASISWA PASCASARJANA UIN MATARAM -KETUA PEMBINA TPQ TANGGA LISUNG NW

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengais Senja di Tepi Kesabaram

4 Februari 2024   01:00 Diperbarui: 4 Februari 2024   01:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi kesabaran aku menanti, Senja teranyarkan dalam sepi. Capek terasa merambah, mencengkeram, Namun harap menari dalam keheningan.

Reruntuhan waktu membebani hati, Mengguratkan kesedihan dalam nada. Gelap melingkari, waktu terhenti, Namun bintang-bintang tetap menyapa.

Capek merangkak, namun teguh berdiri, Di antara lamunan dan serpihan mimpi. Sebuah penantian, berat namun suci, Dalam kelelahan terpintas sebuah kisah.

Langit membisikkan rahasia senja, Dalam goresan keemasan cahaya. Capek menanti, seiring waktu berjalan, Mengukir kesabaran, menabur harap.

Pada ujung penantian, ada kisah, Yang melintasi reruntuhan hati. Capek menanti, dalam kesunyian, Terukirlah indahnya pelangi senja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun