Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Ketegasan Sang Pemimpin, dari Rasulullah SAW, Sukarno, hingga Jokowi!

17 Maret 2019   14:06 Diperbarui: 17 Maret 2019   14:20 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Jokowi dan Romy/sumber:Winnetnews.com dan TribunNews.com

"Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum). Namun, jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya"

 (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688).


Kalimat di atas merupakan ucapan Rasulullah SAW, dimana ketika itu ada  seorang wanita dari kalangan terpandang yang kedapatan mencuri, dan akan dikenai sanksi hukuman. Tentu saja, ketika itu, ada upaya dari kerabatnya untuk melobi Rasulullah SAW agar hukuman wanita itu diringankan, atau bahkan dibebaskan dari hukum potong tangan.

Namun, Rasulullah SAW tidak mengabulkan lobi dari orang-orang yang dianggap terpandang saat itu.  Bahkan, secara tegas Rasulullah mengatakan jika Fatimah, anak kesayangannya mencuri, maka dia sendirilah yang akan memotong tangannya.

Begitulah gambaran ketegasan seorang pemimpin yang dicontohkan Rasulullah SAW. Ketegasan seorang pemimpin adalah sebuah keniscayaan. Apa yang terjadi di masa Rasulullah, juga bisa saja terjadi di masa seperti sekarang ini.

Contoh ketegasan ini juga pernah terjadi di masa Presiden Sukarno. Seperti diketahui, antara Sukarno (Bung Karno), Musso, dan Kartosuwiryo adalah tiga orang sahabat yang sama-sana belajar dari HOS Tjokroaminoto.

Namun, ketika Musso dan Kartosuwiryo melakukan pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),  Bung Karno sebagai Presiden yang berada di atas semua golongan, mau tak mau secara tegas menghukum mati mereka berdua sesuai dengan hukum yang berlaku. Inilah hal terberat bagi Putera Sang Fajar yang harus menghukum dua sahabatnya sendiri. 

Apa yang dilakukan Sukarno kepada dua sahabatnya itu, seperti yang pernah dikatakannya sebelum negara ini merdeka. Bung Karno sudah mengingatkan kepada kita dengan kata-katanya yang tetap aktual hingga saat ini. Seperti ini, kurang lebihnya pesan Bung Karno:

"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu lebih susah karena melawan bangsamu sendiri"

Foto (ki-ka): Muhammad Romahurmuziy, Presiden Jokowi, dan Suharso Monoarfa/ sumber:Wartaekonomi.co.id
Foto (ki-ka): Muhammad Romahurmuziy, Presiden Jokowi, dan Suharso Monoarfa/ sumber:Wartaekonomi.co.id
Begitu pula halnya yang terjadi saat ini. Siapa tak mengenal sosok Muhammad Romahurmuziy atau biasa dipanggil Romy. Usianya masih tergolong muda, setidaknya Romy termasuk ketua partai termuda di Indonesia, usianya saat ini sekitar 45 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun