Aku melihatmu di waktu berjalan
Dengan secarik kertas dan juga pena
Beralas paha yang berbalut kain jean
Satu kaki menopang yang lain
Duduk di bangku trotoar teduh
Berpayung pepohonan nan rindang
Angin sepoi menyibak ujung rambut
Juga hawa panas yang merangkul
Tapi tak kulihat jemarimu bergegas
Hanya titik yang membekas di kertas
Seakan isi khayalmu ruang kosong
Seolah tak terlihat untuk diartikan
Aku rindu aksara buah pikiranmu
Apa aku harus meminta turun hujan
Agar menginspirasimu melukis angan
Dan mengolah kata menjadi satu makna
Memang aku tak bisa untuk memaksa
Apa yang seharusnya kau tuliskan
Haruskah aku menunggu rasa haus itu?
Kapan bisa ku teguk puisimu tentang rindu?
Sore,18032021