Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menjadi Air

24 April 2019   15:10 Diperbarui: 24 April 2019   18:57 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haus, kaubilang.

Lalu kucoba tawarkan diri untuk menjadi secangkir air. Namun kaubilang "tak cukup."

Besoknya, aku mencoba untuk menjadi rinaian hujan. Meski kemudian kaubilang "masih sedikit."

Lusa, aku menjelma  aliran sungai. Walau kemudian tetap kaubilang "belum."

Tulat, aku mengasingkan diriku sebagai laut. Tetapi masih kaubilang  "kurang."

Tubin, aku lelah. Kuberikan kau tawaran terakhir. Berupa seluruh debit air di muka bumi. Kau tersenyum. Tapi menggeleng.

Lalu aku menangis dan kau mulai tertawa. Ternyata yang kau mau hanyalah air mataku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun