Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Berbalut Sepi

22 Februari 2025   18:51 Diperbarui: 22 Februari 2025   18:51 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto  : Meta AI 

"Aku pikir aku sudah melupakannya," bisiknya, suaranya parau. "Tapi ternyata tidak. Setiap kali aku merasa bisa melangkah maju, ingatan itu kembali menghantuiku."

Aku menatapnya. Selama ini, ia seperti menara yang tak bisa ditembus---teguh, tenang, seolah tak tersentuh. Namun kini, di hadapanku, ia rapuh, tak lagi menyembunyikan luka yang selama ini ia pendam sendirian.

---

"Kenapa kau tidak pernah menceritakan ini sebelumnya?" tanyaku, mencoba menahan emosi yang menggelegak dalam diriku.

"Karena aku takut," jawabnya, suaranya nyaris tak terdengar. "Aku takut jika aku membicarakannya, itu akan membuatnya lebih nyata. Aku takut orang lain akan melihatku sebagai seseorang yang lemah, yang tidak bisa move on."

Aku menghela napas. "Kau tidak perlu menghadapi ini sendirian. Aku di sini, Naya."

Ia menatapku, matanya berkaca-kaca. "Aku tahu. Tapi kadang, aku merasa tidak pantas mendapatkan perhatianmu. Aku merasa seperti beban."

Aku meraih tangannya, menggenggamnya erat. "Kau bukan beban. Kau temanku. Dan teman ada untuk saling membantu, bukan?"

Senyumnya kecil, tapi kali ini lebih tulus. "Terima kasih. Tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana."

"Mulailah dari sini. Dari sekarang. Kita bisa melewati ini bersama."

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun