Dengan TKDN yang nyaris memenuhi batas minimal, produsen tetap harus mengeluarkan biaya lebih tinggi karena harus mencari komponen lokal yang sering kali lebih mahal dan sulit diperoleh. Akibatnya, harga jual naik, pasar menyempit, dan ekspansi ke luar negeri pun terganjal.
Masuknya Perspektif Baru: TKDN Fleksibel + Insentif
Kini mari kita bandingkan dengan pendekatan baru yang disarankan Prabowo: memberikan insentif kepada perusahaan yang tetap menggunakan komponen lokal, tetapi tanpa memaksakan angka tertentu.
Simulasi 2: TKDN Fleksibel + Insentif Pajak
-
Komponen Lokal: Rp 30.000
Komponen Impor: Rp 100.000
Tenaga Kerja & Overhead: Rp 40.000
Total Biaya Produksi: Rp 170.000
TKDN: (170.000 - 100.000) / 170.000 x 100% = 41.18%
Insentif Pajak Pemerintah: 5% dari Total Biaya Produksi = Rp 8.500
Biaya Produksi Setelah Insentif: Rp 161.500
Apa hasilnya? Perusahaan lebih leluasa memilih komponen dengan kualitas dan harga terbaik, tetap memakai tenaga kerja lokal, dan pada akhirnya bisa menjual produk lebih murah di pasar global. Pemerintah tetap berperan lewat insentif, bukan pemaksaan.