Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Saatnya Merombak TKDN untuk Daya Saing Global

9 April 2025   07:16 Diperbarui: 10 April 2025   14:32 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto dalam acara Sarasehan Ekonomi di Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025). (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden via Kompas.com)

Dengan TKDN yang nyaris memenuhi batas minimal, produsen tetap harus mengeluarkan biaya lebih tinggi karena harus mencari komponen lokal yang sering kali lebih mahal dan sulit diperoleh. Akibatnya, harga jual naik, pasar menyempit, dan ekspansi ke luar negeri pun terganjal.

Masuknya Perspektif Baru: TKDN Fleksibel + Insentif

Kini mari kita bandingkan dengan pendekatan baru yang disarankan Prabowo: memberikan insentif kepada perusahaan yang tetap menggunakan komponen lokal, tetapi tanpa memaksakan angka tertentu.

Simulasi 2: TKDN Fleksibel + Insentif Pajak

  • Komponen Lokal: Rp 30.000

  • Komponen Impor: Rp 100.000

  • Tenaga Kerja & Overhead: Rp 40.000

  • Total Biaya Produksi: Rp 170.000

  • TKDN: (170.000 - 100.000) / 170.000 x 100% = 41.18%

  • Insentif Pajak Pemerintah: 5% dari Total Biaya Produksi = Rp 8.500

  • Biaya Produksi Setelah Insentif: Rp 161.500

Apa hasilnya? Perusahaan lebih leluasa memilih komponen dengan kualitas dan harga terbaik, tetap memakai tenaga kerja lokal, dan pada akhirnya bisa menjual produk lebih murah di pasar global. Pemerintah tetap berperan lewat insentif, bukan pemaksaan.

Skala Makro: Apa yang Terjadi Jika Ini Diterapkan Nasional?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun