Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Memanfaatkan Media Sosial untuk Merestrukturisasi Citra Bisnis

7 Januari 2024   14:56 Diperbarui: 10 Januari 2024   18:34 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Word of mouth. (Sumber gambar: Freepik/wayhomestudio)

Pelajarannya adalah bahwa kepercayaan konsumen adalah aset berharga yang harus dijaga dan dikembangkan melalui pemberian nilai yang nyata dan konsisten.

Dalam kisah ini, A menunjukkan kepada B bahwa pengalaman langsung lebih berpengaruh daripada sekedar kata-kata. Ini mengajarkan kita bahwa dalam kewirausahaan, tidak cukup hanya dengan berbicara tentang kualitas; kualitas itu harus dibuktikan. 

Konsumen cenderung membagikan pengalaman buruk mereka kepada orang lain, seperti yang terjadi di warung Z. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk tidak hanya fokus pada pemasaran, tetapi juga memastikan bahwa produk atau layanan mereka memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Pengalaman buruk di warung Z menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya mendengarkan dan merespon umpan balik pelanggan. Sebuah bisnis harus responsif dan siap untuk melakukan perbaikan ketika diperlukan. 

Kegagalan dalam melakukan ini bisa menyebabkan kerugian reputasi, seperti yang dialami warung Z, di mana kunjungan didorong bukan oleh kepuasan, tetapi oleh rasa ingin tahu yang negatif.

Dari perspektif kewirausahaan, kisah ini menggarisbawahi pentingnya membangun dan menjaga kepercayaan pelanggan. Kepercayaan ini tidak hanya datang dari apa yang dikatakan oleh bisnis tentang dirinya sendiri, tetapi yang lebih penting, dari apa yang dirasakan dan dibicarakan oleh pelanggan tentang bisnis tersebut. 

Sebuah bisnis yang berhasil adalah bisnis yang tidak hanya menarik pelanggan baru tetapi juga mempertahankan dan menyenangkan pelanggan lama, sehingga mendorong word-of-mouth positif, yang berlawanan dengan apa yang terjadi di warung Z.

Strategi Pemasaran

Kisah warung Z tidak hanya memberikan wawasan tentang pentingnya kepercayaan dalam kewirausahaan, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang strategi pemasaran. 

Dalam konteks ini, warung Z secara tidak sengaja menyoroti kekuatan dari word-of-mouth dan pengalaman pelanggan sebagai alat pemasaran yang ampuh, meskipun dalam kasus ini berujung pada hasil yang negatif.

1. Word-of-Mouth sebagai Alat Pemasaran yang Kuat: Salah satu pelajaran terbesar dari kisah ini adalah betapa kuatnya word-of-mouth. Dalam era digital saat ini, word-of-mouth tidak hanya terjadi dalam percakapan tatap muka, tetapi juga melalui ulasan online, media sosial, dan forum-forum. Warung Z menjadi populer, bukan karena ulasan positif, tetapi karena rasa ingin tahu yang ditimbulkan oleh pengalaman negatif. Ini mengajarkan bahwa setiap bisnis harus berupaya untuk memastikan bahwa word-of-mouth yang tercipta adalah positif.

2. Pentingnya Kualitas dan Konsistensi: Warung Z gagal dalam memberikan pengalaman yang memuaskan kepada pelanggannya, mengakibatkan persepsi negatif. Ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kualitas produk atau layanan. Dalam pemasaran, janji yang diberikan harus selaras dengan apa yang pelanggan terima. Konsistensi adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan reputasi jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun