Mohon tunggu...
PAK Shoes
PAK Shoes Mohon Tunggu... Ringan, Relevan, dan Refresh

Menebar kebaikan melalui tulisan ringan, relevan dengan keadaan, dan merefresh untuk memulihkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

'Pesan Sang Kyai'

10 Februari 2025   06:02 Diperbarui: 10 Februari 2025   06:25 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kyai dengan wajah berseri, menyambut kedatangan para santri, tampak sekali kebahagiannya dengan kehadiran para santri ini. Sebagaimana yang selalu diwant-wanti oleh Kyai bahwa santri selamanya tetap santri, bahkan ustadz maupun kyai juga tetap santri. Walau yang datang adalah para santri senior yang telah puluhan tahun boyong dari pesantren, namun Kyai tetaplah diposisikan sebagai Abah, Orang tua, Pembimbing, dan tempat mengadu yang begitu dihormati para santri. 

Sore itu santri-santri senior dari berbagai wilayah berkumpul sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, mereka selalu janjian untuk bersama-sama sowan silaturrahim ke pesantren, walau hanya bisa dilakukan setiap Hari Raya Idul Fitri saja. Kyai dengan ramah, gaya bertutur khas dan renyah, serta candaannya yang selalu memancing tawa, masih tetap seperti dulu, walau tampak jauh lebih sepuh tergerus usia. Disela obrolan santai di ruang tamu dengan beralaskan ambal, Kyai mengabsen satu-satu pada para hadirin.

Mulai dari kegiatan bisnisnya, keluarga, kariernya, aktifitas di luar kerja, dan seterusnya, pokoknya detail banget Kyai keinginan tahunya tentang santri-santrinya. Setelah semua berkisah tentang perjalanan hidup selama setahun terakhir, kesuksesan karier, bisnis, jabatan, dan anak-anak mereka, Kyai kemudian dengan rileks menuturkan berbagai hal penting untuk bekal semua santri.

"Setinggi apapun jabatan, dan kesuksesan kariermu, bila tidak makin membuatmu dekat dengan yang Maha Tinggi, maka semuanya akan menjadi wasilah kehinaan di dunia dan akhirat kelak. Maka gunakan jabatan dan kariermu semata untuk meninggikan Sang Maha Pemberi yang menitipkan kemuliaan kepadamu. Rendahkan dirimu di hadapan-Nya, yang kau rasa milikmu, semua adalah milik-Nya, sewaktu-waktu Allah bisa mengambilnya." Penjelasan Kyai denan raut muka yang sangat serius, semua santri yang ada dalam ruangan itupun begitu dalam meresapi dawuh-dawuh Sang Kyai.

Kemudian Kyai melanjutkan, "Begitupun sebanyak apa harta yang engkau miliki, sebanyak ilmu yang telah engkau dapatkan, dan berbagai kehebatan lain yang dititipkan kepadamu, jika tidak memberi manfaat besar kepada sesamamu, maka ia akan menjadi bahan bakar yang akan menghanguskanmu. Ingat kemanfaatmu kepada saudaramu sangat disukai Nabi, dengan memberi reword, apresiasi sebagai 'manusia terbaik' diantara manusia yang lain, maka Allah-pun akan bangga denganmu sebagaimana Nabi."

"Semoga semua dianugerahi keadaan yang lebih baik, dan terus lebih baik lagi dalam penghambaan, dan menebar kemanfaatan hidup, aamiin." Ucap Kyai mengakhiri forum silaturrahim ini. 

Rupanya obrolan, dan pertemuan untuk melepas kerinduan ini sudah cukup lama berjalan, agenda ini diakhiri dengan sungkem pamitan kepada Kyai untuk undur diri kembali ke kediaman masing-masing. Sungkem semua santri dibalas dengan pelukan hangat Kyai yang menenteramkan hati, dan seolah mengalirkan energi positif, semangat hidup yang lebih baik.

Wallahua'lam bis-shawwab..

*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi Jatimpak, Sekretaris I MWCNU Karangrejo.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun