Aku hanya terdiam dan menangis. Kepalaku tertunduk tak mampu menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan ayah kepadaku. Lalu, Pak Bambang dan Bapak polisi menjelaskan kronologi kejadian yang telah aku alami. Ayah dan ibu pun terkejut seakan tak percaya bahwa aku telah mengalami kejadian semenakutkan ini. Mereka menangis dan memelukku begitu erat sambil tiada henti mengucapkan rasa syukur atas apa yang telah menimpa diriku.
"Maafkan ayah dan ibu ayna. Maafkan ayah karena tidak jujur dan menyembunyikan kenyataan pahit ini padamu. Seharusnya kamu harus mengetahui apa yang terjadi pada dirimu. Maafkan ayah karena gagal menjagamu" Ucap ayah yang terus menangis dan tiada henti memelukku.
"Maafkan ibu ayna. Maafkan ibu karena tidak bisa menerima kenyataan yang telah menimpa ibu 17 tahun yang lalu. Kamu tidak salah apa-apa. Seharusnya ibu tidak pernah membencimu. Seharusnya ibu bisa memaafkan kejadian yang telah menimpa keluarga kita. Seharusnya ibu bisa memberikan kasih sayang dan menjagamu ayna dengan rasa ikhlas. Maafkan ibu ayna, maafkan ibu" Isak ibu yang terus menangis dan tanpa henti meminta maaf kepadaku.
"Tidak apa-apa, ayah dan ibu tidak salah. Seharusnya ayna tidak meninggalkan kalian begitu saja. Seharusnya ayna tidak kabur dari rumah. Maafkan ayna yang telah salah mengambil keputusan" Sambungku dengan tangisku yang semakin pecah dengan penuh penyesalan karena kebodohan yang telah aku perbuat.
Setelah saling memaafkan dan menerima segala kenyataan yang telah terjadi pada keluargaku, kamipun saling berpelukan dan tiada henti berterima kasih dan bersyukur dengan keajaiban Tuhan kepadaku.
Ayah dan ibu juga berterima kasih kepada Pak Bambang dan Bapak polisi karena sudah menolongku dari penjahat.Â
Setelah kejadian itu, ayah dan ibu selalu menyanyangiku dengan tulus dan selalu menjaga satu sama lain. Hidup kami menjadi rukun. Tidak ada kebencian diantara kami. Semuanya sudah menjadi lebih baik. Rumah yang kuharapkan untuk tempat pulang menjadi kenyataan.Â
Rumah yang selama ini ku mimpikan menjadi tempat bahagia untuk pulang. Kebahagiaan selalu memancar dari keluarga kami. Ternyata tempat yang paling nyaman setelah pencarian panjang adalah pulang ke rumah dan bertemu dengan orang-orang terkasih. Rumah yang kuinginkan menjadi surga yang selalu kurindukan.
      Â
TAMAT