Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"World Cleanup Day": Gerakan Membersihkan Sampah Sedunia secara Serentak

20 September 2025   16:47 Diperbarui: 20 September 2025   16:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para relawan dari komunitas peduli lingkungan Kota Depok memungut sampah dari kali dalam aksi World Cleanup Day 2025 (Foto: SULTANI)

World Cleanup Day (WCD) adalah program aksi sosial global tahunan yang bertujuan untuk memerangi krisis sampah dunia yang tidak terkelola dengan baik, termasuk masalah sampah laut. Program ini dikoordinasikan oleh Let’s Do It World NGO, sebuah organisasi global yang berkantor pusat di Tallinn, Estonia. Gerakan ini berakar dari inisiatif Let’s Do It! di Estonia pada tahun 2008, ketika 50.000 orang bergotong royong membersihkan seluruh negara hanya dalam waktu lima jam. Semangat ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan melahirkan World Cleanup Day pada 2018.

Sejak saat itu, World Cleanup Day telah menjadi gerakan sipil terbesar dalam sejarah umat manusia, yang menyatukan 211 negara dan teritori – mencakup 95 persen negara yang terdaftar di PBB – dengan melibatkan 91 juta relawan atau sekitar 1,1 persen populasi dunia. Semuanya bersatu untuk satu tujuan: menciptakan planet yang lebih bersih.

Dalam laman https://www.worldcleanupday.org/ dituliskan bahwa keindahan WCD terletak pada kerja sama lintas batas, lintas budaya, bahkan lintas konflik. Setiap tahun, pada satu hari yang sama, jutaan relawan dan mitra dari seluruh dunia turun tangan membersihkan sampah dari pantai, sungai, danau, hutan, jalanan, hingga taman kota. Mereka membuktikan bahwa kolaborasi global dapat mengatasi tantangan besar, bahkan di tengah bencana iklim, peperangan, atau pandemi.

Pada 2018, lebih dari 18 juta pejuang lingkungan menciptakan gelombang hijau epik selama 36 jam aksi bersih-bersih lintas zona waktu, dimulai dari Fiji hingga berakhir di American Samoa. Angka itu naik menjadi 21,2 juta orang pada 2019. Meski pandemi Covid-19 membatasi ruang gerak pada 2020–2021, jutaan orang tetap berpartisipasi dalam aksi berskala kecil. Pada 2023, jumlah relawan kembali bangkit dengan 19,1 juta peserta, termasuk negara-negara yang baru pertama kali melaksanakan aksi bersih-bersih.

Tonggak penting tercapai pada 2024, ketika World Cleanup Day resmi ditetapkan sebagai Hari PBB, yang diperingati setiap 20 September dan masuk ke dalam Kalender Hari dan Pekan Internasional PBB. Pengakuan ini menegaskan pentingnya gerakan global melawan krisis sampah dan dampaknya terhadap lingkungan serta generasi masa depan.

Ilustrasi fakta World Cleanup Day (Sumber: worldcleanupday.org)
Ilustrasi fakta World Cleanup Day (Sumber: worldcleanupday.org)

 

3 Fakta Menarik World Cleanup Day

  • Gerakan Sipil Terbesar di Dunia

Sejak diluncurkan secara global pada 2018, World Cleanup Day (WCD) telah menjadi gerakan sipil terbesar dalam sejarah umat manusia. Hingga 2023, gerakan ini melibatkan lebih dari 19 juta relawan di 198 negara dan teritori, mencakup 90 persen  negara anggota PBB.

  • Konsistensi Aksi di Tengah Krisis

Jumlah peserta WCD berfluktuasi akibat pandemi Covid-19: dari 21,2 juta relawan di 2019, turun menjadi 8,9 juta (2020) dan 8,6 juta (2021). Meski demikian, relawan tetap bergerak dalam skala lokal. Pasca-pandemi, partisipasi kembali meningkat menjadi 14,8 juta (2022) dan 19,1 juta (2023). Fakta ini menunjukkan ketangguhan gerakan WCD menghadapi bencana iklim, peperangan, maupun pandemi global.

  • Pengakuan Resmi PBB

Pada 2024, WCD ditetapkan sebagai Hari Resmi PBB dan diperingati setiap 20 September. Dengan status ini, WCD bukan hanya aksi bersih-bersih tahunan, tetapi juga simbol kolaborasi global yang menyatukan warga, komunitas, bisnis, hingga pemerintah dalam melawan krisis sampah dan menjaga bumi untuk generasi mendatang.

World Cleanup Day Indonesia

Melansir indorelawan.org (https://www.indorelawan.org/p/worldcleanupday), World Cleanup Day Indonesia (WCDI) pertama kali diperkenalkan oleh Let’s Do It! Indonesia pada tahun 2014. Let’s Do It! Indonesia yang merupakan organisasi di bawah naungan Let’s Do It! World Movement menggandeng berbagai komunitas untuk membentuk organisasi core team nasional di Indonesia dengan tujuan memimpin aksi gotong royong pungut sampah terbesar di dunia.

Dari tahun 2018-2021 Aksi World Cleanup Day di Indonesia telah sukses membersihkan sampah hingga 43.234.680 kilogram yang dilakukan oleh 22.694.328 relawan. Dalam kurun waktu tersebut, WCDI juga berhasil melibatkan 7.813 komunitas, 641 perusahaan, dan 353 universitas.

WCDI berhasil menjadi momentum persatuan bagi masyarakat Indonesia untuk membawa perubahan dan dampak dalam kepedulian terhadap lingkungan pada 2021 yang mengusung tema “Bersatu untuk Indonesia Bersih”. Kegiatan tersebut mendapat  dukungan dari Kemenkomarves melalui “Gerakan Indonesia Bersih” dan KLHK melalui “Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah”.

Tahun 2022, kegiatan WCDI mengusung tema “Kami 13 juta Menuju Indonesia Bersih dan Bebas Sampah”. Dengan kampanye #kami13juta WCDI ingin mewujudkan semangat persatuan menuju Indonesia Bersih melalui jaringan leaders, partners, dan seluruh masyarakat. Tagar kami13 juta (#kami13juta) lalu menjadi ikon kampanye WCDI tahun-tahun berikutnya.

#kami13juta

Tagar kami13juta (#kami13juta) merupakan kampanye yang hendak mengajak 13 juta relawan atau lima persen dari populasi masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam aksi tahunan ini dan menjadi salah satu bagian dari sejarah aksi gotong royong pungut sampah terbesar di dunia. Tagar ini lahir sebagai simbol komitmen masyarakat Indonesia untuk menjadi bagian dari gerakan sipil global yang peduli terhadap keberlanjutan bumi.

Angka 13 juta bukan sekadar target kuantitatif, melainkan ajakan moral agar lima persen dari populasi Indonesia ikut turun tangan dalam aksi gotong royong memungut sampah. Dengan semangat ini, Indonesia ingin menunjukkan bahwa kepedulian pada lingkungan hidup dimulai dari langkah kecil di tingkat lokal, namun dapat menghasilkan dampak besar di panggung global.

Gerakan #kami13juta mencerminkan semangat gotong royong yang sudah menjadi identitas bangsa. Aksi bersih-bersih bukan hanya soal memungut sampah, tetapi juga tentang menghidupkan kembali nilai kebersamaan, kepedulian terhadap sesama, dan cinta pada tanah air. Setiap relawan yang ikut serta menjadi bagian dari sebuah komunitas besar yang menyatukan individu lintas usia, profesi, dan daerah, dengan satu tujuan: menjaga Indonesia tetap bersih dan lestari.

Makna #kami13juta juga terletak pada kontribusi nyata terhadap perjuangan global melawan krisis sampah. Sampah plastik dan limbah yang tidak terkelola dengan baik telah menjadi masalah serius bagi dunia, mencemari laut, merusak ekosistem, hingga mengancam kesehatan manusia. Dengan melibatkan jutaan orang di Indonesia, gerakan ini bukan hanya memberi dampak positif di dalam negeri, tetapi juga menjadi bagian dari solusi dunia terhadap masalah lingkungan lintas batas.

Lebih jauh, #kami13juta adalah wujud nyata kepedulian masyarakat sipil terhadap alam yang diwariskan kepada generasi mendatang. Aksi kolektif ini mengajarkan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga tertentu, tetapi tugas semua orang. Dengan kesadaran bersama, masyarakat dapat membangun pola hidup baru yang lebih bijak dalam mengelola sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta menanamkan budaya ramah lingkungan sejak dini.

Akhirnya, #kami13juta adalah suara dari Indonesia untuk dunia: bahwa bangsa ini sanggup berdiri di garis depan gerakan lingkungan global. Dengan menggerakkan 13 juta relawan, Indonesia bukan hanya mencatat sejarah sebagai negara dengan aksi gotong royong pungut sampah terbesar di dunia, tetapi juga mengirimkan pesan kuat bahwa kepedulian lokal dapat membawa perubahan global. Inilah wujud nyata cinta Indonesia kepada bumi, rumah bersama seluruh umat manusia.

WCD Indonesia 2025

WCD Indonesia 2025 dilaksanakan secara serentak pada 20 September di seluruh tanah air mengusung tema "Menuju Indonesia Bersih 2029". Hampir semua media menyajikan pemberitaan tentang kekompakan komunitas lingkungan, pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam aksi bersih-bersih lingkungan di sekitar mereka. Ada yang fokus membersihkan sungai, ada yang memungut sampah, ada yang membersihkan lingkungan dan lain-lain.

            Aksi WCD Indonesia di Depok ditandai dengan aktivitas sejumlah komunitas peduli sampah Depok yang terpusat di kali Secawan. Gerakan bersih-bersih kali Secawan ini dipimpin oleh Karmila, Ketua komunitas Radio Relawan Depok (RRD). Setidaknya, ada 5 komunitas yang turun ke dalam saluran air yang memisahkan Jalan Raya Muchtar dengan komleks Perumnas Depok Jaya. Aliran air ini kebetulan sejajar dengan letak kafe yang ikonik di Kota Depok: Secawan.

            Komunitas yang terlihat aktif dalam kegiatan bersih-bersih sungai tersebut antara lain: RRD (Radio Relawan Depok), All Salam (Aliansi Keselarasan Alam), IPI (Ikatan Pemulung Indonesia) Cabang Depok, Persada 85, ASJB (Alumni Sekolah Jakarta Bersatu), KWT Selendang Ratu, Harmoni, RBU Sarikaya, Yayasan Baitul Muslimin Nurul Huda, dan PKP. 

Para relawan tersebar di sepanjang aliran air untuk menjaring sampah-sampah yang mengalir dari hulu, atau yang tertimbun di dasar kali. Kurang lebih 100 relawan yang hadir dan bergabung dalam menjaring sampah-sampah yang ada di dalam kali. Sampah-sampah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam pick up milik DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) Kota Depok.

Kegiatan WCD Indonesia 2025 di Depok ini juga didukung oleh DLHK dengan menyediakan armada pengangkut sampah beserta krunya. Selain itu, DLHK juga menugaskan beberapa petugas kebersihan umum di lokasi acara untuk mendukung pekerjaan para relawan dalam mengumpulkan sampah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun