Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Esai Foto: "Pasar Malam Mini" di Stasiun Citayam

9 April 2025   22:17 Diperbarui: 10 April 2025   12:17 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengamen tua di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)

Ibu tadi berhenti sejenak sambil memperhatikan mainan di tangan si bapak ini. Sesekali matanya berpindah ke mainan yang dipajang di atas lantai stasiun.

"Lima belas deh. Saya mau yang kuning saja," kata si ibu sambil menunjuk mainan Doraemon kuning yang ada di lantai.

Ilustrasi aktivitas ekonomi seperti pasar malam di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Ilustrasi aktivitas ekonomi seperti pasar malam di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Sat set, seketika mainan Doraemon ditarik dari lantai dan langsung berpindah ke dalam tas ibu tadi. Si ibu pun langsung berlalu setelah menyerahkan lembaran Rp10.000 dan Rp5.000.


Selain bapak pedagang mainan Doraemon ada lagi seorang pria paruh baya yang menjajakan gangsing lampu yang menyala ketika berputar. Bapak ini kurang agresif menawarkan mainan ini kepada ibu-ibu yang lalu lalang di depannya. Dia hanya memainkan gangsing tersebut dengan memutar-mutarnya. Saya tidak melihat ada seorang pun yang membeli mainan ini.

Ilustrasi penjual mainan anak-anak di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Ilustrasi penjual mainan anak-anak di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)

Bapak-bapak pedagang mainan Doraemon tadi ternyata punya dagangan lain yang dijajakan di lapak yang agak jauh dari tempat Doraemon. Dia sempat menghilang sebentar dari lapaknya ini. Tiba-tiba saja muncul dengan membawa mainan jenis lain. Mainan ini didorong dengan bantuan sepotong kayu yang dipasang ke roda. Ketika didorong roda tersebut mengeluarkan bunyi-bunyian yang nyaring. Di atas roda tersebut dipasang model kepala ayam jago.

Ilustrasi penjual mainan anak-anak di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Ilustrasi penjual mainan anak-anak di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)

Waktu terus berjalan semakin malam. Pedagang cilok sudah datang dan memarkir gerobaknya di belakang para pedagang mainan ini. Di dalam emperan ada juga bapak- bapak yang menawarkan jas hujan plastik sepuluh ribuan kepada setiap penumpang yang lewat di depannya. Para pedagang jas hujan ini seperti ojek payung yang selalu ada ketika hujan turun. Kebetulan hari itu di Citayam dan sekitarnya sedang diguyur hujan lebat yang cukup lama.

Ilustrasi penjual jas hujan (Foto: SULTANI)
Ilustrasi penjual jas hujan (Foto: SULTANI)
Ada satu momen yang membuat saya selalu menandai ciri Stasiun Citayam ini, yaitu kehadiran seorang kakek dengan gitarnya yang selalu "menghibur" para penumpang yang baru datang dengan tembang-tembang lawas Indonesia dan Barat.

Ilustrasi pengamen tua di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Ilustrasi pengamen tua di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Malam itu kakek pengamen ini tidak ketinggalan hadir di stasiun Citayam. Dengan gitar hitam dia mulai menjual suaranya kepada siapapun yang lalu lalang di gerbang stasiun. Dia hanya memasang gelas bekas minuman mineral di ujung gitarnya sambil berharap ada orang yang memasukkan uang receh ke dalamnya di saat dia sedang bernyanyi.

Ilustrasi pengamen tua di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Ilustrasi pengamen tua di Stasiun Citayam (Foto: SULTANI)
Suaranya yang serak menjadi penanda keceriaan suasana malam di stasiun yang dingin karena habis diguyur hujan. Lagu-lagu barat lawas dari penyanyi seperti Tom Jones dengan lagu populernya "Green green Grass of Home", atau Engelbert Humperdick dengan lagu "Please Release Me" dipersembahkan semerdu mungkin kepada para pendengarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun