Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pesona Selebriti dalam Politik Elektoral

29 Februari 2024   05:43 Diperbarui: 5 Maret 2024   15:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah iklim politik yang terbuka dan semakin bebas setelah satu dekade reformasi, partai politik semakin agresif mengadu strategi dalam merekrut kader dan caleg yang akan menjadi ujung tombak untuk menambah insentif elektoral dalam pemilu. Beberapa partai politik secara terang-terangan membuka pintu bagi para pesohor yang tenar dalam bidang olahraga, kemasyarakatan, hingga seni. Di sinilah hasrat politik para artis terus digoda oleh partai politik melalui iming-iming kursi caleg yang prospektif.

PAN dan Demokrat yang sudah getol menerima artis dari Pemiu 2004 membuka peluang yang lebih besar lagi kepada para artis setelah beberapa artis sukses menjadi anggota DPR tahun 2004. Partai pendatang baru Nasdem pun tidak mau ketinggalan "menggoda" para artis melalui program pendaftaran caleg yang sangat mudah.

Menghadapi aksi "promo" kursi caleg yang sangat mudah dari partai politik ini hasrat untuk terjun ke dunia politik para artis pun tidak terbendung. PAN, Demokrat, Nasdem pun  mengalami kebanjiran caleg artis. PDIP yang selama ini terkesan menutup diri terhadap para artis pun ikut-ikutan membuka pintu pendaftaran caleg untuk artis. PKB dan PPP yang terkesan jauh dari dunia glamor yang akrab dengan dunia hiburan juga tidak bisa menampik kehadiran artis dalam deretan daftar caleg mereka.

Berdasarkan catatan Kompas, pada Pemilu 2004 jumlah selebriti atau pesohor yang melamar untuk menjadi caleg sebanyak 38 orang, yang berhasil jadi caleg 7 orang. Lima tahun kemudian, jumlah pendaftar caleg dari kalangan artis ini bertambah menjadi 59 orang. Dari jumlah pesohor yang ikut serta dalam bursa pemilu legislatif 2009 ini, yang berhasil menjadi anggota dewan sebanyak 18 orang. Selanjutnya, pada Pemilu 2014 selebriti yang mendaftar untuk menjadi caleg jumlahnya sama dengan pemilu sebelumnya, yaitu 59 orang. Caleg pesohor yang lolos ke Senayan jumlahnya nyaris sama yaitu 17 orang. Jumlah selebriti yang mendaftar pada Pemilu 2019 melonjak menjadi 96 orang. Dari jumlah tersebut, yang lolos sebanyak 14 orang.  Sedangkan Pemilu 2024 jumlah selebriti yang mendaftar sebanyak 97 orang.

Sumber: Kompasdata
Sumber: Kompasdata

Jumlah selebriti yang terpilih memiliki rasio yang sangat kecil dibanding dengan caleg non-selebriti. Elektabilitas para caleg artis yang telah berhasil menjadi anggota di parlemen justru menunjukkan tren menurun setelah Pemilu 2009 yang sempat mencapai 3,2 persen. Pemilu 2014 tingkat keterpilihan caleg artis ini turun menjadi 2,8 persen lalu turun lagi menjadi 2,4 persen pada Pemilu 2019. (Kompas.id, Caleg Artis Belum Dibarengi Kapabilitas Politik sebagai Legislator, 24/5/2023).


Rasio selebriti yang terpilih sebagai anggota dewan tersebut menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara popularitas selebriti di kalangan masyarakat dan kemampuan mereka untuk mendapatkan dukungan politik yang cukup untuk terpilih. Tidak semua dari mereka memiliki kualifikasi atau pengalaman yang cukup dalam politik untuk mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk terpilih.

Caleg selebriti yang terpilih boleh jadi telah memiliki pemilih fanatik yang tetap setia kepada mereka. Pada umumnya pemilih fanatik ini cenderung memilih berdasarkan popularitas dan kedekatan emosional dengan selebriti yang mereka dukung, tanpa memerhatikan aspek politik yang lebih substansial.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Meski demikian, ada beberapa selebriti yang memiliki kompetensi politik setara atau bahkan di atas rata-rata kompetensi politisi yang kinerja politiknya sangat baik. Sebut saja Nurul Arifin dari Golkar, Rieke Diah Pitaloka dari PDIP, Dede Yusuf dari Demokrat, dan Rano Karno dari PDIP. Keberadaan para pesohor ini di DPR membuktikan bahwa para pemilih caleg selebriti juga melihat kompetensi politik, rekam jejak, dan agenda politik dari caleg selebriti.

Oleh karena itu, eksistensi selebriti di DPR tetap bertahan meskipun rasionya sangat kecil dibandingkan dengan anggota DPR non-selebriti, hal ini tidak selalu mencerminkan bahwa pemilih selebriti tidak lagi mempertimbangkan kompetensi politik. Sebaliknya, fenomena ini dapat lebih berkaitan dengan kompleksitas dinamika politik dan preferensi pemilih yang beragam. Pada akhirnya preferensi pemilih caleg selebriti tetap akan mempertimbangkan aspek kapabilitas politik, latar belakang, rekam jejak, dan kontribusi nyata untuk masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun