Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Labirin

13 Februari 2024   06:26 Diperbarui: 13 Februari 2024   06:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ArtHub ai

di labirin gelap malam meranggas
langkahku terjerat, hatiku tercekik
dalam hening gelap, kehampaan menjelma
menyulitkan pencarian jalan pulang

di kegelapan ini, suara ragaku gemetar
memanggil nama-nama yang tak terjawab
dalam labirin ini, waktu terasa membeku
seperti takdir yang terjerat dalam reruntuhan

aku berjalan, tanpa arah, tanpa harapan
di setiap tikungan, kebimbangan membelenggu
rasa takut menyelinap, menari-nari di dinding
menjadi bayangan yang menghantuiku

namun, aku tak sendiri, meski dalam kegelapan
ada cahaya kecil, redup, namun menggoda
suara yang lembut, panggilan yang menuntun
menjadi pelita dalam labirin hatiku

maka, aku berjalan, mengikuti cahaya itu
meski ragu, meski lelah, aku terus maju
hingga akhirnya, kaki ini menemukan jalan
keluar dari labirin yang menyiksa

di ujung gelap, sinar pagi memelukku
menyaput kabut yang menyelimuti hatiku
aku merasakan hangatnya mentari pagi
seolah menyembuhkan luka-luka dalam

di labirin gelap, aku belajar makna
bahwa dalam kegelapan, ada harapan
dan cahaya takkan pernah padam
asal kita tetap berjalan, tanpa ragu

***
Solo, Selasa, 13 Februari 2024. 6:18 am
Suko Waspodo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun