Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - bukan penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang yang sedang terus belajar menulis agar tulisannya layak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selanjutnya Terserah Engkau

24 September 2020   13:10 Diperbarui: 24 September 2020   13:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
painting by Atul Bharmoria

aku tidak tahu bagaimana menjelaskan tanpa menulis
maka, di sinilah aku dengan semua kata yang tertata

aku biasanya lari dari apa yang aku rasakan
tetapi tidak pernah terasa senyata ini
kita memulai dengan kuat
tetapi aku merasa kita salah

lihatlah mengapa aku takut komitmen
aku memberikan semuanya, sebatas mampuku
aku memberikan hatiku untuk engkau pegang
dulunya hangat tetapi sekarang menjadi dingin

andai saja engkau bisa mencari jiwaku
dan untuk sekali ini dengarkan cerita yang diceritakan
kita tidak berbicara selama berhari-hari
dan saat kita akhirnya bertemu
engkau bahkan tidak bertingkah seperti temanku
sudahlah, kekasihku

jika engkau tidak ingin bersamaku
katakan saja padaku dan biarkan aku
ini penyiksaan emosional
jika engkau tidak mencintaiku, akhiri saja
jangan sakiti aku lagi, katakan itu saja

aku bersungguh-sungguh saat aku berkata aku mencintaimu
sejujurnya aku pikir engkau pun demikian
apa yang terjadi dengan percikan kita?
api semakin tinggi, itu menerangi jalanku
tetapi sekarang aku merasa ditinggalkan sendirian dalam kegelapan

setiap malam aku terbangun
memikirkan langkah-langkah yang pernah kita ambil
beranjak ke setiap gerakanku
ingin tahu apa yang aku lakukan salah
apa yang bisa aku perbaiki
air mata mengalir di pipiku
untuk setiap gerakanku, aku merasa dikritik

aku masih mencintaimu, jangan salah paham
tetapi perasaan ini membuatku lemah, tidak kuat lagi
aku berlutut memohon dan terus memohon
hatiku tidak bisa menahan pendarahan lagi
beri tahu aku bagaimana perasaanmu
apakah cintamu itu nyata atau tidak

aku hanya tidak mengerti
suatu hari engkau berdiri tegak dan memegang tanganku
tetapi selanjutnya aku pergi dengan perasaan sedih
tanpa arah atau bahkan petunjuk
ini seperti aku berada di roller coaster emosional
dengan semua pasang surut ini
dan berbalik

aku mencintaimu hanyalah dua kata kecil
tetapi aku bahkan tidak bisa menjelaskan arti yang dipegang
engkau telah membuka mataku
dan menunjukkan padaku hidup baru
meskipun aku masih muda, aku mulai mempertanyakan keberadaanku
tetapi saat aku bertemu denganmu, aku sekali lagi mulai percaya
engkau telah membantu aku lebih dari yang engkau tahu
dan suatu hari cerita itu akan diceritakan

aku bukan gadis yang menginginkan materi
aku tidak ingin bunga atau cincin mewah
aku seorang pemberi, bukan pengambil
sama seperti aku seorang pendengar, bukan pembicara
ada beberapa hal yang aku harapkan
teruskan membaca jika engkau ingin tahu lebih banyak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun