Mohon tunggu...
Tri Siwi Ageng Sukmawati
Tri Siwi Ageng Sukmawati Mohon Tunggu... Ingin menjadi penulis industri

Saya senang menulis berbagai tulisan, mulai dari cerita pendek, puisi, fabel, hingga artikel. Artikel yang banyak saya tulis mengenai lifestyle terutama hobi. Selain itu saya juga senang menulis microblog tentang berbagai insights yang menurut saya pantas dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Mimpi Indah, Selina.

28 Mei 2025   10:18 Diperbarui: 28 Mei 2025   10:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

            Ingatanku kembali ke masa sekarang. Aku mengelap air mata yang menetes saat aku mengenangnya. Aku pun berdiri dan mengambil salah satu foto petir yang ia berikan. Ia pasti susah payah menangkap gambar ini dulu. Kubalik foto tersebut dan kutemukan kata-kata manis yang ia tulis untukku. Beberapa saat kemudian, aku menyadari sesuatu. Kuambil lukisan petir itu dan kubalik. Dahiku mengerut, tidak ada apa-apa disana. Namun ketika kuraba belakang lukisan itu, ada sesuatu yang mengganjal di bingkai kayunya. Kutarik sesuatu itu keluar dan aku menemukan surat yang dilipat sangat kecil.

Selina tersayang, 

Ketika kau menemukan surat ini, dapat dipastikan aku telah tiada. Namun yang pergi ragaku saja, hatiku selalu hidup untukmu.

Lukisan ini sepertimu, Selina. Petir. Petir yang menggelegar, membuat setiap perasaan nyata dan besar. Meskipun aku melukisnya dengan sisa-sisa kesadaran yang kupunya, namun bahkan dalam sedikit kesadaran pun, hatiku sampai sakit termakan rindu padamu. Jangan maafkan aku, sungguh jangan. 

Jangan memaafkanku yang tidak mampu memberitahumu bahwa bukan kasihmu yang kurang dalam, tapi penyakit jahat ini yang semakin erat mencengkeram. 

Jangan memaafkanku yang terus merindukanmu, bahkan ketika aku hanya bisa memberikan kenangan pahit dan menyeramkan dalam hidupmu.

Jangan memaafkanku, yang dalam setiap sadarku, dan lalaiku, selalu mencintaimu. 

Semoga kau menemukan bahagiamu, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.

Mimpi indah, Selina.

 

Kekasihmu yang hilang, 

Mirza.


Lututku seketika lemas dan aku terduduk lunglai. Tangisku pecah membaca kata demi kata di dalamnya. Selama tiga tahun ini tak pernah terpikirkan bahwa ia masih mengingatku, bahkan mengirimkan lukisan dan surat ini untukku. Tapi sekarang, menemuinya pun sudah mustahil. Nafasku tersengal-sengal dan dadaku rasanya sesak sekali.

Aku terus menangis selama hampir satu jam lamanya. Tidak bisa, tidak bisa begini. Aku harus berusaha menemuinya bagaimanapun caranya, dimanapun ia berada, bahkan jika jasadnya sudah dipeluk erat oleh tanah. Aku segera bangkit dari dudukku dan mengambil kunci mobil. Aku berkendara menuju yayasan itu. Untungnya, pihak yayasan lah yang menguburkan jasadnya, sehingga mereka bisa memberitahuku lokasi ia disemayamkan. Langsung saja aku bergegas menuju kesana.

Segera setelah aku menemukan nisan dengan namanya, lututku menjadi lemas lagi dan aku terduduk lesu di samping peristirahatannya. Tangisku pecah kembali. Aku tidak sanggup mengatakan apapun. Cukup lama aku terduduk disana dan menangis. Aku yakin mataku sangat bengkak dan sembab sekarang. Namun aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersamanya dan mencurahkan perasaanku, walau ia terkubur jauh disana, dipeluk erat oleh bumi. "Kamu bilang, kamu kekasihku yang hilang kan? Aku akan menemukanmu. Tunggu aku. Tunggu aku, Mirza. Tunggu aku di sana."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun