Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam Mengusap Kulit

27 Januari 2020   10:39 Diperbarui: 27 Januari 2020   10:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
malam dan perempuan yang tertidur | narratively.com

Lagu lirih itu mengambang pengantar rehat
bersama mendung di atas kota, dingin
mengancam. Liriknya ke mana-mana.

Malam serasa benar mengusap kulit
Sepi teraduk dalam secangkir kopi
sedang di sekitar terbujur para pengungsi.

Bencana menyisakan sesal, selain setetes air
di pelupuk, dan perut
yang beku menahan lapar.

Hujan rintik semakin ramai. Seramai debat di tv
mulut saling berbusa
pewawancara tak mau melerai.

Lewat beberapa menit, air bisa saja meninggi
hujan di hulu belum selesai, longsor, dan gempa
menjadi satu dalam raga.

Hingga tulang kepala. Retak, dan jaringan otak
leleh, bercampur banjir. Bencana meluluh kota
menggerus tebing dan fondasi hati.

Hari tak juga menjadi pagi, siapa mengigau
yang lain mimpi buruk. Seorang perempuan tua terbatuk
lalu terjaga hingga subuh mengetuk daun telinga. 

Sekemirung, 28 Feb 2019 -- 27 Januari 2020

Gambar

Tengok juga tulisan sebelumnya:
tragis-pesta-miras-oplosan-di-tasikmalaya

kerajaan-fiktif-modus-penipuan-dan-hikmah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun