angin kencang tanpa hujan
terus menyisik bilik kamar
lewat celah-celah atap seng
kita hanya bisa berpelukan
sembari menatap mata yang penuh ketakutan
untung saja prasangka baik menolong kita
dari rasa itu.
pun cahaya lilin sedari tadi menghilang
suluh berganti cahaya petir
mata kembali terjaga
prasangka kembali menata
bagaimana dengan nelayan di lautan sana
bagaimana pula dengan ikan-ikan
yang belum sempat terjaring oleh jala
bagaimana dengan pilot di atas sana
penumpang tentu dengan ketakutan
dan prasangka.Â
hewan-hewan yang telah berpisah
dengan indukannya tentu menyesal
angin kembali menyisir semua ruang hampa
kapan hujan akan turun agar angin tak sendiri
meja dan kursi di ruang tamu terlihat sepi
ruang ibadah pun belum terisi
malam semakin panjang
burung-burung pagi
belum ada yang berdatangan