Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Hal yang Sering Dilupakan Guru Penggerak

24 Januari 2023   06:14 Diperbarui: 27 Januari 2023   19:45 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Guru Penggerak. (Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Guru tipe ini akan selalu mampu memanfaatkan peluang untuk mengasah kemampuan. Berbagai kegiatan diikuti bahkan tanpa menunggu instruksi pimpinan. 

Guru penggerak dikenal sebagai sosok yang selalu penasaran mempelajari hal-hal baru. Rasa ingin tahu yang menggebu telah menjadi satu di dalam jiwa guru penggerak. 

Namun, sayangnya masih ada beberapa guru penggerak yang lupa bahwa orang-orang di sekitarnya membutuhkan kehadirannya. 

Kenyataan di lapangan masih banyak guru penggerak yang lupa untuk mengembangkan orang lain karena terlalu sibuk mengembangkan diri. Bukan tanpa alasan. Bisa jadi memang tidak ada kesempatan untuk berbagi dengan rekan sejawat di sekolah. 

Alasan lain yang mungkin adalah niat berbagi tidak diakomodir dalam bentuk program rutin sekolah. Hal ini bisa jadi penyebab guru penggerak enggan berbagi. 

Kedua, lupa menumbuhkan komunitas belajar di dalam sekolah. Seperti kita ketahui bersama, salah satu produk yang dihasilkan dalam program guru penggerak adalah komunitas praktisi di sekolah. 

Selama mengikuti pendidikan, komunitas praktisi telah dirintis dan ditumbuhkan. Namun, setelah menyandang gelar guru penggerak, banyak yang lupa untuk merawat keberlanjutan komunitas praktisi ini di sekolah. 

Alasannya sangat beragam. Belum adanya kebijakan sekolah terkait keberadaan komunitas praktisi adalah salah satunya. 

Alasan lainnya adalah bisa jadi guru penggerak lebih sibuk terlibat dalam komunitas di luar sekolah. Penyebabnya bisa jadi karena keterlibatan di luar memiliki kemungkinan bagi dirinya untuk lebih berkembang. 

Ketiga, lupa berkolaborasi dengan sejawat. Ada sebagian guru penggerak memilih melakukan aksi perubahan sendirian. 

Hal ini karena menurutnya tidak ada rekan sejawat yang mampu diajak kerja sama. Ada juga sebagian guru penggerak lain yang belum menjadikan kolaborasi sebagai sebuah budaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun