Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tulus yang Kembali

7 September 2025   09:57 Diperbarui: 7 September 2025   09:57 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tulus yang Kembali

Kadang hati terlalu tinggi menggantung sebuah asa
Hingga retak dan patah oleh janji yang tak pernah pulang
Oleh rasa yang tak pernah seirama
Dan hampa oleh bayangan yang tak pernah jadi nyata

Maka belajar memberi tanpa mengikat
Laksana mentari yang selalu setia menyinari bumi
Tak pernah menagih balas
cukup lega karena cahayanya menumbuhkan harapan.

Belajarlah menyayangi tanpa menuntut
Laksana angin yang selalu menyapa dengan lembut
Tak peduli disambut atau diabaikan
Cukup bahagia sebab mampu mendinginkan hati yang penat

Berbuat baiklah tanpa mengharap balasan
Laksana gula yang larut diam dalam secangkir kopi
Hilang tanpa jejak
Tapi cukup terasa di setiap tegukan
Tinggalkan  jejak yang tak pernah benar-benar hilang

Itulah ketulusan tak pernah sia-sia
Ia akan kembali dengan cara yang indah
Meski melewati jalan berbeda
Ia tahu menemukan rumahnya
Yang benar-benar tulus menerimanya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun