Mohon tunggu...
sucahyo adiswasono@PTS_team
sucahyo adiswasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hanya Seorang Bakul Es, Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang. Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi Pahit Penuh Kebimbangan

29 Februari 2024   09:20 Diperbarui: 29 Februari 2024   13:41 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokpri

Kopi komoditi dunia yang kita punya
Jujurlah bila belum apa-apa
Belum mampu bersanding di panggung pertunjukan kopi
Yang telah terlanjur punya nama
Dan, digenggam oleh sang jawara dunia ... 

Kalaulah biji kopi kita
Telah bersemayam tersendiri
Di hati para penikmat pecinta kopi dunia
Dengan citra rasa dan keunikannya
Apa arti ini semua
Bila hanya dalam ranah citra rasa dan keunikan belaka?

Bukankah zamrud khatulistiwa
Dengan hamparan tanah gemah ripah loh jinawi
Sebagai anugerah Sang Pencipta
Adalah daya dongkrak untuk jadi yang terbesar dan terapik?

Nyatanya, tak seperti harapan dan impian, bukan?

Tradisi budaya seruput kopi di negeri ini
Masih tak kuasa menorobos panggung pertunjukan kopi dunia
Menjadi jawara nilai dan harga yang mendunia

Adalah kenyataan pahit
Sepahit rasa kopi tak bergula
Yang telah mentradisi membudaya
Di negeri Indonesia Nusantara tercinta ...

Bilakah biji kopi kita menjadi apa-apa ?
Ditahbiskan sebagai jawara
Di panggung pertunjukan kopi dunia?

*****

Kota Malang, Februari di hari kedua puluh sembilan, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun