Sepak bola telah menjelma kekuatan nasionalisme yang besar pada jati diri bangsa Indonesia ini. Dulu, para founding fathers menjelmakan kekuatan orasi sebagai instrumen pembawa dan pembakar semangat nasionalisme bangsa. Sampai-sampai di era perjuangan kemerdekaan, kita terus dibuat tercengang oleh pidato Bung Tomo;
Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!!!
Pidato itu sempat membakar sanubari arek-arek Suroboyo untuk bersama memukul mundur penjajah dari bumi Pahlawan. Rakyat Surabaya sampai dibikin merinding sekujur tubuhnya dengan pidato yang berapa-api milik Bung Tomo tersebut.
Bung Karno juga melakukan hal yang sama ketika pidato Proklamasi Kemerdekaan;
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya.Â
Saudara-saudara! Dengan ini kami nyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:
Proklamasi.......
Pidato tersebut nyatanya telah menjadi api pembakar semangat awal demi membangun bangsa dan negara tercinta ini sampai sekarang. Proklamasi telah menjadi titik awal dimulainya pembangunan bangsa yang diiringi dengan histori panjang. Pada intinya, semangat juang para pahlawan menjadi klimaks melalui untaian pidato tersebut.
Sekarang, pembakar semangat nasionalisme juga telah dapat dijumpai di stadion dengan meneriakkan serta memekikkan "Garuda di Dadaku". Seantero Indonesia seakan terbangun di malam hari bagaikan pagi hari karena bersemangat membela sang merah putih melalui ajang sepak bola. Tukang cilok sampai air mineral tiada hentinya menjajakan dagangan di tengah kerumunan lautan manusia tatkala nobar maupun di stadion ; tatkala laga kandang (home). Tentu saja hal tersebut telah membuktikan bahwasanya sepak bola dapat menjadi instrumen penggerak ekonomi bangsa.
Seiring dengan kondisi efisiensi negara, timnas Indonesia dituntut untuk bisa mandiri untuk mencukupi kebutuhan internalnya. PSSI selaku induk sepak bola nasional mempunyai tanggung jawab utuh atas berjalannya program pembinaan dan berjalannya kompetisi di seluruh kejuaran yang diikuti. Pasalnya, timnas Indonesia telah mampu melenggang jauh ke level Asia; bahkan dunia, di seluruh kelompok umur. Timnas U-17 baru saja menjadi finalis piala dunia U-17 2025 -- 2026. Tim ini bukan saja telah membawa skuad Garuda Muda sudah melenggang jauh ke udara untuk berlaga di Piala Dunia U-17 di tahun 2025, Namun juga telah menerbangkan harapan dan mimpi negeri ini untuk dapat menyaksikan Timnas Indonesia jauh melenggang ke putaran Pildun seluruh series. Pak Erick, selaku Ketum PSSI, telah mengkonfirmasi atas sejarah ini melalui program pembinaan yang tak main-main. PSSI rela untuk membenahi seluruh elemen penting sepak bola negeri ini. Mulai dari tata kelola, wasit, pemain, pelatih, infrastruktur, sampai dalam segi pendanaan. Kelompok U-20 juga telah berhasil melenggang ke Piala Asia di tahun 2025, walaupun hasilnya masih kurang memuaskan seluruh publik bola Nusantara. Sepak bola memang bukan alat pemuas, namun olahraga ini dapat menjelma sebagai obat yang mampu menyembuhkan kekecewaan rakyat terhadap apa yang telah terjadi di negeri ini dalam beberapa fenomena; termasuk peristiwa Kanjuruhan.
Sementara itu, Timnas senior sudah berhasil menjadi wakil ASEAN karena berhasil menjelma sebagai tim pertama dari Kawasan Asia Tenggara mampu meraih poin 9 dan berperingkat 4 dari 6 negara; untuk mengusung asa tampil di jalur langsung lolos pildun pada rounde 3 atau rounde 4 jalur peringkat 3 dan 4 di laga akhir nanti kontra Jepang.
IPO PSSI (Sepak Bola)
Industri bola telah menjadi daya tarik bagi pemangku kepentingan. Bisa kita lihat bahwa English Premiere League (EPL) menjadi liga paling TOP di dunia. English Premier League adalah liga kasta tertinggi di Inggris yang pertama kali digelar pada 20 Februari 1992. Dalam satu musim, terdapat 20 klub yang berkompetisi di English Premier League. Liga ini mampu mendapatkan sejumlah dana segar serta pemasukan dari hak siar dan aspek ekonomi lainnya. Sebagai sebuah industri, Premier League memiliki beberapa sumber pemasukan utama, di antaranya tiket penonton, hak siar (televisi dan platform streaming), investasi, sponsorship, biaya transfer pemain, jersey dan merchandise, dan lain-lain. Studi yang dilakukan oleh Beek di tahun 2022 tentang sponsor EPL rentang tahun 1992-2021 tentang sponsor jersey para klub EPL telah memperoleh hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan periodeisasi industrialisasi dan global yang sedang berjalan. Tantangan sponsorship di masa depan diidentifikasi berdasarkan konteks perusahaan, fundamental komunitas, dan tingkat keterlibatan yang mempengaruhi era sponsorship baru. Pola-pola dalam kompetisi sepak bola terkemuka dunia ini menjadi contoh yang sangat baik bagi para pengambil keputusan di bidang lain untuk mengenali dinamika keterlibatan komunitas korporat.
Oleh karenanya, tidak berlebihan jikalau pemangku kepentingan tanah air telah memikirkan IPO dalam mencukupi serta mengefisienkan operasional klub dan timnas demi mengarungi seluruh kompetisi yang diikuti. IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering atau ketika saham sebuah perusahaan pertama kali dijual ke masyarakat luas. Istilah IPO merujuk pada perusahaan yang baru saja terjun di dunia bursa saham Indonesia atau BEI (Bursa Efek Indonesia). Teranyar, Bali United resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (17/6/2019). Â Serdadu Tridatu jadi klub pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang masuk ke pasar modal. Bali United atau PT Bali Bintang Perkasa Tbk mengikuti jejak klub ternama asal China, Guangzhou Evergrande, yang merupakan klub pertama Asia yang menjual saham ke publik (go public). Bali United melepas 33,33 persen saham dan sebesar Rp350 miliar.
Kini, PSSI Â Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, membeberkan rencana PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI) untuk mencatatkan penawaran umum saham perdana atau initial public offering/IPO di Bursa Efek Indonesia. GSI merupakan entitas yang dibentuk oleh PSSI untuk mengelola aspek komersial dan pengembangan sepak bola di Indonesia. Adapun PSSI memiliki 95% saham Garuda Sepakbola Indonesia, sedangkan sisanya sebanyak 5% digenggam oleh Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia. Tentu saja, dengan melantainya saham PSSI tersebut, akan menambah daya gedor pendanaan Timnas Indonesia. Terlebih lagi bahwa dukungan supporter ditambah kepentingan industri permodalan akan dapat lebih melambungkan GARUDA mendunia dengan iringan modal yang kuat.
Ahmad Afif
Pengamat Sepak Bola
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI