Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khotbah Minggu 3 Sesudah Epifani

27 Januari 2019   06:16 Diperbarui: 27 Januari 2019   07:07 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saudara yang dikasihi Kristus,
Kita pastinya bersyukur dan bergembira jika saudara seiman kita dapat memperlihatkan kualitas imannya dengan hasil kerja yang mengagumkan. Kita bersyukur dan bergembira jika pemuda gereja dapat menunjukkan identitas Kristen mereka saat menikah dengan pasangan yang seiman: percaya kepada Yesus terlebih dahulu. Kita juga bersyukur dan bergembira jika  jemaat Tuhan hidup dalam persaudaraan kasih dan bukannya dalam pertengkaran dan perpecahan.

***

Jika dalam kehidupan persekutuan, muncul masalah yang menyebabkan perpecahan, maka hal semacam ini menjadi kritik internal bagi gereja. Mengapa kita yang memiliki ajaran Yesus yang berisikan kasih dan pengampunan, tidak dapat berdamai? Apakah ajaran kasih Yesus sekedar pengetahuan rohani namun tidak dapat dipraktekkan? Adakah sesuatu yang keliru dari kehidupan orang Kristen yang rajin beribadah namun tidak dapat berdamai dengan sesama anggota gereja?

***

Rasul Paulus menghadapi soal perpecahan dalam jemaat Korintus ketika dalam persekutuan mulai muncul pengelompokkan sebab figur pemimpin yang disukai seperti dikatakan dalam 1 Korintus  1:12-13,  "Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?"

***

Rasul Paulus menilai bahwa perpecahan dalam persekutuan bukan gambaran yang baik dalam hidup kekristenan. Jemaat Tuhan terbentuk sebagai hasil pemberitaan Injil yang bagi orang Yahudi merupakan suatu batu sandungan dan bagi orang Yunani sebagai suatu kebodohan (1: 23). Rasul Paulus menjelaskan bagaimana dahsyatnya Injil yang merupakan kekuatan Allah. Apa maksudnya? Injil merupakan kekuatan Allah sebab melalui  penyaliban Yesus tersedia penebusan dosa dan kehidupan kekal untuk selamanya.

***

Orang Yahudi memiliki pengajaran tentang hidup manusia yang bebas dari dosa. Sementara orang Yunani, meyakini jiwa yang tidak binasa. Rasul Paulus mengerti benar cara berpikir orang Yahudi dan Yunani karena itu jelas tidak mudah bagi orang Yahudi dan orang Yunani menerima Yesus yang tersalib sebagai Juruselamat yang mendamaikan manusia dengan Allah dan menganugerahkan hidup abadi.

***

Hikmat dari Allah yang memberi kesanggupan manusia untuk menerima dan percaya bahwa kematian Yesus menjadi jaminan untuk kehidupan yang kekal dan kesempatan  terus memberitakan Injil kepada banyak orang dalam kasih. Mereka yang percaya kepada Yesus, menjadi ciptaan baru yang dapat dipakai Allah untuk menghadirkan kasih dan perdamaian dalam hidup manusia. Mereka yang percaya Yesus, hidupnya diberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun