Mohon tunggu...
Susana Srini
Susana Srini Mohon Tunggu... -

Wong ndeso, tertarik ikutan memperhatikan masalah pendidikan, selalu rindu untuk dapat memberikan sumbangsih bagi upaya-upaya merawat bumi, anggota komunitas Sekolah Komunitas - Sodong Lestari (SoLes), anggota Galeri Guru/TRUE CREATIVE AID dan terlibat dalam Laskar Pena Hijau YBS Cikeas.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bergerak Itu Gerbang Olah Diri?

9 Maret 2016   16:03 Diperbarui: 13 Maret 2018   06:54 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kursi Ajaib - dok.sodonglestari"][/caption]

“Bannya ada berapa? Apakah setiap anak sudah kebagian ban bekas? Siapa yang tahu tentang warna dasar?  Kalau kuning dicampur biru akan menghasilkan warna apa ya? Siapa ingin mencoba mencampurnya? Ayo kita sekarang membayangkan, apa yang ingin kita gambar?  Mengapa ban-ban ini harus kita bor di beberapa titiknya? Mengapa alat bornya tiba-tiba macet? Apa yang dapat kita lakukan?”

Pertanyaan-pertanyaan tersebut mewarnai dinamika ‘kegiatan’ anak-anak di ruang sederhana sebuah Sanggar Belajar. Sekelompok anak usia sekolah nampak asyik bergulat dengan ban-ban bekas. Tangan-tangan mungil mereka begitu bebas dan berani mengoleskan cat aneka warna. Mereka mencampur warna-warna dan terlihat kagum ketika menghasilkan warna-warna baru. Pandangannya serius penuh konsentrasi. Sesekali mereka tersenyum memandangi hasil karyanya. Anak-anak yang lebih besar mengebor, membentuk lubang-lubang kecil pada permukaan ban dan teman lain membantu memeganginya. Kegembiraan terpancar dari mata mereka, meretas hawa dingin yang menusuk-nusuk di antara rintik hujan sore-sore.

Meski senja datang, kegembiraan mereka tak surut. Mata anak-anak itu tetap memancarkan gairah menyala-nyala, terlebih ketika proyek mereka membuahkan hasil. Anak-anak terlihat bangga mendapati ban-ban hitam mereka tersulap begitu indah, dengan goresan-goresan imajinatif penuh warna. Kakak pendamping memberikan apresiasi, semua anak bisa melakukannya dengan ekspresi masing-masing. Sore itu mereka mengakhiri petualangan ban bekas dengan sebuah kesepakatan bersama – besok sepulang ‘sekolah’ mereka akan mengerjakan proyek berikutnya: kursi ajaib!

[caption caption="oh indahnya warna-warna - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Sepintas, kegiatan itu nampak biasa-biasa saja, bahkan terkesan sepele. Namun ketika kita mau sejenak berhenti, memperhatikan hal-hal kecil, di sana ada cerita-cerita luar biasa. Percakapan dan kegiatan asyik itu namapak begitu menyalakan pikiran, hati dan kehendak anak-anak untuk bekerja. Apa yang lebih indah dari perjalanan menemani perjalanan tumbuh kembang anak, ketika kita melihat mereka memiliki  enerji dan gairah yang meluap-luap untuk belajar, berani mencoba dan menemukan hal-hal baru, menghadapi masalah dan bersama-sama mencari jalan keluarnya, menyerap berbagai pengetahuan, mengasah ketrampilan dan memraktekkan  sikap-sikap positif secara langsung? Tidakkah terlihat jelas bahwa belajar melalui bergerak, berkegiatan, mengalami secara langsung adalah sebuah pengalaman otentik yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak?


Temuan berharga Maria Montessori, seorang tokoh pendidikan dunia melalui pengalaman puluhan tahun bersama anak-anak membantu merefleksi fenomena di atas:

[caption caption="Pengalaman Baru - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Gerak tubuh (aktivitas) berperan penting dalam membangun kepribadian

Bergerak atau berkegiatan memiliki arti penting dalam rentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sistem pengaturan tubuh memiliki tiga bagian utama yaitu otak, indera dan otot. Indera mengumpulkan impresi-impresi dan mengirimkannya ke otak. Saraf otak mengirimkan energi ke otot, dan energi inilah yang mengendalikan gerakan-gerakan otot. Gerak tubuh merupakan hasil akhir yang dituju oleh kinerja segenap mekanisme yang rumit dan canggih tersebut. Dengan demikian dikatakan bahwa hanya dengan gerak tubuhlah kepribadian (seseorang) mengekspresikan dirinya.

Segenap perangkat otak, indera dan otot sering disebut dengan ‘sistem hubungan’. Sistem hubungan merupakan keseluruhan yang tunggal. Sebagai sebuah unit, sistem hubungan hanya dapat menjadi sempurna ketika digerakkan sebagai sebuah unit bersamaan.

Lebih lanjut dikatakan, otot-otot bergerak berada di bawah kendali kemauan/kehendak. Sedangkan kekuatan kehendak merupakan salah satu ekspresi tertinggi pikiran. Tanpa kekuatan kehendak (kemampuan untuk mengambil keputusan, keinginan berbuat), kehidupan mental nyaris tidak ada. Sebaliknya gerak tubuh yang tidak dikendalikan dan dipandu oleh pikiran akan terjadi secara serampangan, sehingga bisa menimbulkan bahaya. Gerak tubuh sedemikian pentingnya bagi kehidupan individu untuk berhubungan dengan lingkungan dan menjalin persahabatan dengan orang lain, sehingga harus dikembangkan sesuai dengan pikiran.

[caption caption="Asyik Aku Bisa - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Montessori mengingatkan bahwa salah satu kekeliruan besar adalah menganggap gerak sebagai sesuatu yang terlepas dari fungsi-fungsi lain. Kita sering menganggap otot-otot sebagai organ yang digunakan untuk tujuan kesehatan belaka. Kita menggerakkan tubuh (berolah raga) untuk menjaga agar tubuh kita bugar. Muncul pemisahan antara dunia gerak dengan dunia pikiran. Mingingat bahwa anak memiliki tubuh sekaligus pikiran, maka kita harus menyertakan permainan atau kegiatan aktif dalam kurikulum pelajaran, agar dapat menghindari pengabaian terhadap bagian manapun dari bakat-bakat alaminya.

Kehidupan di dunia berciri aktif. Hidup adalah aktivitas dan hanya melalui aktivitas kesempurnaan hidup dapat diwujudkan dan diperoleh. Gerak erat kaitannya dengan kegiatan, kerja. Kehidupan manusia dan kehidupan masyarakat erat kaitannya dengan kerja dan lingkungan. Dengan demikian gerak juga memiliki peran sosial yang sangat penting.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil aktivitas, untuk itu perlu diciptakan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Lingkungan (rumah, sekolah, masyarakat) harus dipenuhi dengan motif-motif sehingga mampu merangsang minat anak untuk berkegiatan dan memancing anak untuk menjalani pengalamannya sendiri. Anak hanya dapat berkembang sepenuhnya melalui sarana pengalaman dengan lingkungannya.

Pemusatan perhatian dan pengembangan karakter

Dalam proses tumbuh kembang, pemusatan perhatian (konsentrasi) merupakan salah satu dasar bagi pembentukan karakter.  Anak memerlukan aktivitas dengan benda-benda yang ada di sekeliling untuk melatih konsentrasi tersebut. Setelah anak berhasil memusatkan perhatian terhadap benda tertentu yang menarik minatnya akan melahirkan ketekunan dan kedisiplinan. Berkat latihan-latihan pemusatan perhatian terhadap benda-benda, akan memunculkan  integrasi yang menakjubkan dalam jiwa anak. Hal ini termanifestasi dalam bentuk ketenangan, kegembiraan, keasyikan melakukan sesuatu tanpa memikirkan iming-iming hadiah, kehausan untuk memuaskan keingintahuannya dan lain sebagainya. Ketekunan dan disiplin yang lahir karena tuntunan batin tersebut akan memicu berkembangnya karakter atau kualitas diri lebih lanjut seperti tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan, keuletan dan kesabaran melakukan sesuatu, kebanggan akan hasil yang diperoleh, bertambahnya kepercayaan diri dan lain-lain.

Belum lagi, ketika aktivitas dengan benda tersebut dilakukan bersama-sama, ini juga akan membimbing lahirnya berbagai sikap positif yang diperlukan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, seperti kerjasama, menghargai karya teman, kesediaan mendengarkan, sifat memelihara, sabar menunggu giliran, berbagi, menolong dan lain sebagainya.

[caption caption="Asyik Aku Bisa - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Latihan Berperan dan Harga Diri

Menurut Erikson (ahli perkembangan psikososial), masa kanak-kanak tengah adalah masa untuk mempelajari ketrampilan yang dianggap penting oleh budayanya. Faktor penentu utama harga diri adalah pandangan anak mengenai kemampuan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan produktif. Ketika anak-anak berhasil menyelesaikan tugas dan menghasilkan sebuah karya yang dianggap penting oleh sekelilingnya, anak sedang mengasah kepekaan, mengembangkan keahlian dan memperoleh harga diri.

Selain itu dengan mengambil tangung jawab yang sesuai dengan kemampuannya, mereka juga sedang belajar bagaimana berperan di dalam suatu masyarakat. Menemani anak melakukan berbagai kegiatan produktif sangat membantu anak menyelesaikan tahap perkembangan yang sangat penting – tumbuhnya harga diri (industry vs inferiority).

 [caption caption="Aku juga penting - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Hidup Hirau Hijau

Kerusakan bumi dan upaya-upaya pemeliharaannya menjadi topik yang semakin hangat dewasa ini. Melalu bermain dan belajar menggunakan barang-barang bekas sangat penting untuk membangun kesadaran anak menjadi semakin peka untuk memelihara lingkungan sekitar melalui hal-hal sederhana. Memproduksi barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat akan membantu anak mengurangi kebiasaan serba ‘membuang’, yang mana gaya hidup ini berperan besar dalam memenuhi bumi dengan sampah-sampah.

 

Setelah uraian panjang lebar ini, lalu apa hubungan dinamika ‘ban bekas’ terhadap proses pendidikan anak? Apa benar permainan-permainan tersebut bermakna?

Saya selalu kagum dengan perubahan-perubahan kecil. Cerita tentang petualangan ‘ban bekas’ memang belum selesai. Tetapi saya ingin membagikan perasaan heboh yang kami jumpai beberapa saat setelah permainan ban bekas tersebut.

Malam hari sehabis permainan ban bekas tersebut, salah satu pendamping mendapati lukisan doraemon di atas kaca meja tamu sebuah keluarga. Sungguh indah dan berwarna. Keindahan itu bukan saja karena lukisan kaca itu hidup dan berkarakter, tetapi ketakjuban kami bahwa anak tersebut begitu ternyalakan pikiran, imajinasi dan kehendaknya. Ia telah membuktikan kepekaannya untuk melihat sekliling sehingga dapat menemukan potongan kaca sebagai media gambar dan mengumpulkan sisa-siasa cat untuk melukis di rumah. Ia juga telah mengembangkan keberanian dan kreativitasnya untuk mengaplikasikan lukisan di atas media yang berbeda. Imajinasi yang berkembang bebas telah menuntunnya untuk menuangkan adegan petualangan doraemon pada potongan kaca. Dan pada akhirnya ia tentu merasa sangat bangga karena telah berhasil memasang lukisan kaca sebagai hiasan meja tamu keluarganya.

[caption caption="hadiah untuk simak - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Hal ini semakin meneguhkan, apapun kegiatannya, alatnya, tempatnya, asalkan itu kegiatan asyik dan menyenangkan untuk anak, akan membawa makna yang luar biasa bagi proses belajar. Alangkah indahnya kalau dunia sekolah juga penuh dengan ‘gerak dan kegiatan’ asyik, kreatif, menyenangkan dan bermakna. Terimakasih om Wahyu Hendratno, kecintaanmu pada anak-anak di Sanggar Anak Sodong sungguh menginspirasi! Kehebohan petualangan anak yang lain dapat diintip di FB Sanggar Anak Sodong atau www.sodonglestari.com

Saya juga terinspirasi oleh berbagai pihak lain yang telah mengeksplorasi metode pembelajaran yang memberdayakan Kegiatan Aktif Kreatif berbasis lingkung sekitar, antara lain Lembaga True Creative Aid bekerjasama dengan Wahana Visi Indonesia di daerah-daerah terpencil nusantara. Pembelajarannya dapat dijumpai di: FB True Tebar Unik Kreasi, FB Galeri Guru, www.gurusejati.com

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun