Mohon tunggu...
Susana Srini
Susana Srini Mohon Tunggu... -

Wong ndeso, tertarik ikutan memperhatikan masalah pendidikan, selalu rindu untuk dapat memberikan sumbangsih bagi upaya-upaya merawat bumi, anggota komunitas Sekolah Komunitas - Sodong Lestari (SoLes), anggota Galeri Guru/TRUE CREATIVE AID dan terlibat dalam Laskar Pena Hijau YBS Cikeas.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bergerak Itu Gerbang Olah Diri?

9 Maret 2016   16:03 Diperbarui: 13 Maret 2018   06:54 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih lanjut dikatakan, otot-otot bergerak berada di bawah kendali kemauan/kehendak. Sedangkan kekuatan kehendak merupakan salah satu ekspresi tertinggi pikiran. Tanpa kekuatan kehendak (kemampuan untuk mengambil keputusan, keinginan berbuat), kehidupan mental nyaris tidak ada. Sebaliknya gerak tubuh yang tidak dikendalikan dan dipandu oleh pikiran akan terjadi secara serampangan, sehingga bisa menimbulkan bahaya. Gerak tubuh sedemikian pentingnya bagi kehidupan individu untuk berhubungan dengan lingkungan dan menjalin persahabatan dengan orang lain, sehingga harus dikembangkan sesuai dengan pikiran.

[caption caption="Asyik Aku Bisa - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Montessori mengingatkan bahwa salah satu kekeliruan besar adalah menganggap gerak sebagai sesuatu yang terlepas dari fungsi-fungsi lain. Kita sering menganggap otot-otot sebagai organ yang digunakan untuk tujuan kesehatan belaka. Kita menggerakkan tubuh (berolah raga) untuk menjaga agar tubuh kita bugar. Muncul pemisahan antara dunia gerak dengan dunia pikiran. Mingingat bahwa anak memiliki tubuh sekaligus pikiran, maka kita harus menyertakan permainan atau kegiatan aktif dalam kurikulum pelajaran, agar dapat menghindari pengabaian terhadap bagian manapun dari bakat-bakat alaminya.

Kehidupan di dunia berciri aktif. Hidup adalah aktivitas dan hanya melalui aktivitas kesempurnaan hidup dapat diwujudkan dan diperoleh. Gerak erat kaitannya dengan kegiatan, kerja. Kehidupan manusia dan kehidupan masyarakat erat kaitannya dengan kerja dan lingkungan. Dengan demikian gerak juga memiliki peran sosial yang sangat penting.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil aktivitas, untuk itu perlu diciptakan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Lingkungan (rumah, sekolah, masyarakat) harus dipenuhi dengan motif-motif sehingga mampu merangsang minat anak untuk berkegiatan dan memancing anak untuk menjalani pengalamannya sendiri. Anak hanya dapat berkembang sepenuhnya melalui sarana pengalaman dengan lingkungannya.

Pemusatan perhatian dan pengembangan karakter

Dalam proses tumbuh kembang, pemusatan perhatian (konsentrasi) merupakan salah satu dasar bagi pembentukan karakter.  Anak memerlukan aktivitas dengan benda-benda yang ada di sekeliling untuk melatih konsentrasi tersebut. Setelah anak berhasil memusatkan perhatian terhadap benda tertentu yang menarik minatnya akan melahirkan ketekunan dan kedisiplinan. Berkat latihan-latihan pemusatan perhatian terhadap benda-benda, akan memunculkan  integrasi yang menakjubkan dalam jiwa anak. Hal ini termanifestasi dalam bentuk ketenangan, kegembiraan, keasyikan melakukan sesuatu tanpa memikirkan iming-iming hadiah, kehausan untuk memuaskan keingintahuannya dan lain sebagainya. Ketekunan dan disiplin yang lahir karena tuntunan batin tersebut akan memicu berkembangnya karakter atau kualitas diri lebih lanjut seperti tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan, keuletan dan kesabaran melakukan sesuatu, kebanggan akan hasil yang diperoleh, bertambahnya kepercayaan diri dan lain-lain.

Belum lagi, ketika aktivitas dengan benda tersebut dilakukan bersama-sama, ini juga akan membimbing lahirnya berbagai sikap positif yang diperlukan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, seperti kerjasama, menghargai karya teman, kesediaan mendengarkan, sifat memelihara, sabar menunggu giliran, berbagi, menolong dan lain sebagainya.

[caption caption="Asyik Aku Bisa - dok.sodonglestari"]

[/caption]

Latihan Berperan dan Harga Diri

Menurut Erikson (ahli perkembangan psikososial), masa kanak-kanak tengah adalah masa untuk mempelajari ketrampilan yang dianggap penting oleh budayanya. Faktor penentu utama harga diri adalah pandangan anak mengenai kemampuan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan produktif. Ketika anak-anak berhasil menyelesaikan tugas dan menghasilkan sebuah karya yang dianggap penting oleh sekelilingnya, anak sedang mengasah kepekaan, mengembangkan keahlian dan memperoleh harga diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun