Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meski Telah Tiada, Kesederhanaan dan Kebaikannya Selalu Terkenang

19 Maret 2025   20:55 Diperbarui: 19 Maret 2025   20:55 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. sumber: Gramedia 

Bicara tentang sosok inspiratif saya selalu teringat dengan tetangga saya yang sekarang telah tiada. Beliau merupakan sosok yang sangat menginspirasi bagi saya. Sosoknya yang sederhana dan selalu tampil adanya membuat beliau selalu tampak bersahaja. 

Beliau merupakan ayah dari teman saya dan rumah kami berdekatan. Beliau merupakan sosok yang sederhana dan lembut ketika berbicara. Seingat saya beliau tidak pernah sekalipun bicara dengan nada tinggi atau dengan kasar. Beliau juga selalu tersenyum meski hidupnya sederhana dan pas-pasan. 

Ketika mendengar kabar beliau meninggal dunia sekitar delapan tahun lalu saya sangat terkejut. Mengingat beliau adalah orang yang sangat baik dan tidak pernah menyakiti siapa pun. Meski telah tiada namun sosoknya selalu saya ingat karena kepribadian beliau yang menurut saya luar biasa. 

Sosok yang sederhana dan selalu apa adanya. 

Bagi orang lain mungkin beliau bukanlah orang yang hebat yang memiliki pendidikan atau jabatan yang tinggi. Namun bagi saya beliau mengajarkan arti kesederhanaan dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan. 

Beliau hanyalah seorang petani biasa dan bekerja serabutan. Biasanya beliau dan istrinya menjadi buruh cuci piring di tempat orang yang punya hajatan. Waktu itu gaji tukang cuci piring sekitar 150 ribu hingga 200 ribu. Namun pekerjaan itu tidak ada setiap hari hanya di musim-musim tertentu. 

Jadi ketika tidak ada panggilan untuk mencuci piring biasanya beliau menjadi buruh tani atau pergi ke sawah. Itu pun juga tidak ada setiap harinya. Jadi beliau biasanya menyibukkan diri dengan pergi ke sawah atau membersihkan kebun di sekitar rumah. Atau membantu tetangga yang membutuhkan bantuan. 

Penghasilannya yang tidak menentu membuat beliau harus ekstra hemat. Saya sering melihat beliau dan keluarganya yaitu teman saya hanya makan sayur yang diambil di kebun rumah. Namun mereka selalu tampak bahagia. 

Meski hidup pas-pasan namun beliau tidak pernah berhutang kepada tetangga atau saudaranya. Beliau berusaha untuk hidup apa adanya sesuai dengan kemampuan beliau. Meski makan tanpa lauk dan rumah masih terbuat dari kayu beliau tetap menjalaninya dengan bahagia. 

Setiap kali bertemu beliau selalu tersenyum dan ramah kepada siapa pun. Sepertinya beliau tidak pernah punya masalah dengan orang lain karena beliau selalu bersikap baik kepada siapa pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun