Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... DOSEN

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Horor

Seial Rumah Sakit Episode 15 : Suara yang tersandera Kematian

27 September 2025   11:40 Diperbarui: 27 September 2025   11:40 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.wenatcheeworld.com/news/your_news/death-notices/article_67c64874-ea30-4ea0-bef1-381fe638240c.html

Ruang ICU - Jam 12.50

Malam itu, hawa di RS Mitra Sehat terasa lebih berat dan lebih dingin dari biasanya. Lampu neon di lorong ICU berkedip-kedip lemah, seolah-olah sedang sekarat, memancarkan cahaya yang tidak stabil dan menciptakan tarian bayangan yang gelisah di dinding kosong. Sofie menyelesaikan pencatatan tanda vital pasien terakhir. Dunia sepi, hanya diisi oleh desisan ventilator yang ritmis dan detak monitor jantung yang menjadi soundtrack kesendirian di jam-jam mati.

Lalu, suara itu datang lagi.

Tidak lagi sekedar bisikan dari kejauhan. Kali ini, suaranya jelas, beresonansi tepat di sebelah telinga kanannya, seolah ada seseorang yang bibirnya hampir menyentuh kulitnya. Suara perempuan tua itu parau, basah, dan penuh dengan keputusasaan yang menusuk tulang.

"Sofie... tolong aku... dia akan membunuhku lagi..."

Sofie langsung berputar, jantungnya berdebar kencang hingga ia bisa mendengarnya di dalam telinganya sendiri. Lorong di belakangnya kosong. Tapi udara di sana terasa lebih dingin, menggigit. Bau anyir, seperti bunga layu bercampur dengan aroma tanah basah, memenuhi hidungnya.

BRRZZZT! KRIIIK!

Secara bersamaan, semua monitor di ruang ICU yang enam buah tiba-tiba mengalami glitch. Garis hijau EKG pada setiap layar bergerak tak karuan, berubah menjadi puncak-puncak tajam yang panik sebelum kembali flatline sesaat, disertai bunyi peringatan panjang yang memekakkan telinga. Lampu-lampu di atas tempat tidur pasien berkedip liar, menerangi wajah-wajah para pasien yang tertidur dengan cahaya stroboskopik yang menyeramkan.

Dan di balik keributan elektronik itu, terdengar jeritan.

Dari balik tirai tempat tidur nomor 4, suara serak Pak Saleh melengking, dipenuhi terror murni. "JANGAN! JANGAN BAWA AKU KE BAWAH! AKU TIDAK MAU! ITU BUKAN TEMPAT UNTUK ORANG HIDUP!"

Sofie bergegas membuka tirai. Pandangan yang memilukan menyambutnya. Pak Saleh, yang seharusnya lemah akibat sakit jantungnya, kini duduk tegak di tempat tidur. Matanya melotot tidak wajar, bola matanya seperti akan melompat dari soketnya. Urat lehernya menegang, dan keringat dingin membasahi baju tidurnya. Tangannya yang keriput mencengkram selimut hingga putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun