"Mereka... akan membunuhku... besok..." lanjut bayangan itu, matanya yang tua dan lelah menatap penuh arti. "Karena... aku mengetahui... kebenaran yang sama... yang kini kau pegang..."
Dr. Yunan, yang tidak bisa melihat atau mendengar apa yang dialami Sofie, berteriak histeris, "Apa yang terjadi? Keluar dari sini!"
Tapi Sofie tidak bisa bergerak. Bayangan dirinya yang tua itu mengulurkan tangan seolah ingin menyentuh dari balik cermin.
"Kamu harus... menghentikan ini..." bisiknya penuh urgensi. "Sebelum sejarah... terulang... Sebelum kamu... menjadi aku..."
Tiba-tiba, lampu menyala kembali. Dr. Yunan terlihat berdiri di dekat pintu, wajahnya pucat dan penuh keringat. Cermin di dinding kini hanya menunjukkan bayangan Sofie yang ketakutan dan Dr. Yunan yang histeris.
Tapi di lantai, tepat di bawah cermin, terbaring sebuah benda. Sebuah plakat nama perawat yang sudah usang. Tertulis di atasnya dengan jelas: "Sofie Wijaya, S.Kep - Senior Nurse, Ruang Jenazah." Dan yang membuat napas Sofie tersedak adalah tahun yang tertera: 2035. Ia memungutnya dengan gemetar. Benda itu terasa nyata, dingin, dan berat di tangannya. Itu adalah bukti nyata dari masa depan yang suram. Peringatan terakhir dari dirinya sendiri yang gagal.
Dia menatap Dr. Yunan, dan untuk pertama kalinya, yang dia lihat bukanlah seorang dokter yang berkuasa, tetapi seorang penjahat yang ketakutan. Sofie mengangkat plakat nama itu, menunjukkan tahun 2035 kepada Dr. Yunan.
"Kau lihat?" katanya, suaranya sekarang mantap dan penuh keyakinan. "Ini belum berakhir. Bahkan untukmu."
Dia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Dr. Yunan yang terpaku di tempatnya. Sofie tahu bahwa perjuangannya baru saja dimulai, tetapi sekarang dia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki sebelumnya: keyakinan bahwa kebenaran akan terungkap, dan bahwa dia memiliki kekuatan untuk mengubah takdirnya sendiri.
Di lorong, dia mendengar bisikan terakhir: "Waktunya telah tiba..."
Keesokan harinya  Dr. Yunan tewas di kamar mandi rumahnya. Ia menembakkan kepalanya dengan sebuah pistol. Otaknya berhamburan. Ia terpenjara dan tersiksa oleh dirinya sendiri.