Dan kemudian..........
Tangan dingin mencengkeram bahu Dr. Arga.
Suara beraksen Belanda berbisik di telinganya: "Mari selesaikan pekerjaan kita, kolega."
Dr. Arga berbalik.....
Dr. Van Der Licht berdiri tepat di belakangnya.
Wajahnya separuh daging, separuh tengkorak. Jas bedahnya berlumur darah yang masih segar. Di tangannya, scalpel berkarat yang meneteskan sesuatu yang hitam.
DR. VAN DER LICHT: (Tersenyum lebar) "Kita akan membuat sejarah malam ini."
CHAPTER 3: KAMAR YANG TAK BOLEH DIBUKA
Keesokan pagi Suster Lina menemukan Dr. Arga terduduk di depan kamar operasi lama.
Wajahnya kosong. Baju putihnya bernoda merah. Di tangannya, sebuah buku catatan tua.
LINA: (Gemetar)
"Dokter... apa yang terjadi?"