Tapak dara putih masih berembun
Pagi menyapa dengan anggun
Duniapun terpesona dan tertegun
Putihnya ingatkan kita tuk santun
Tetes embun itu masih tersisa
Ingatkan kita pada rasa
Tunjukkan indahnya pada dunia
Lantas kenapa harus selalu bertanya mengapa?
Tak pernah ada keluh dalam gigil
Ada hati yang pegang prinsip hakiki
Tak tergoyahkan kilau duniawi
Prinsip hidup yang tak terbeli
Tapak dara putih tersenyum
Dalam balutan luka dalam
Tak nampak namun sangat menghujam
Terlihat masih ada sisa penghianatan
Tapak dara putih masih berembun
Menantikan seleksi alam yang menentukan
Sadar akan ketentuan
Apa yang ditaburkan pasti kertuaikan
Biarkan waktu berjalan pergi
Biarkan embun itu menguap dan pergi
Biarkan alam yang menyeleksi
Biarkan semesta jadi saksi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI