Namun dari data-data yang sudah tercantum diatas, fakta membuktikan bahwa masih banyak kemiskinan yang merajalela, belum meratanya anggaran untuk meretas kemiskinan di Indonesia, dan salah satu yang sering ditemui yaitu, dari kemiskinan pendidikan menjadi terabaikan. Sehingga berdampak bukan hanya pada orang dewasa, namun anak-anak juga ikut merasakan dampak dari kemiskinan tersebut.
KAJIAN PUSTAKA
Kemiskinan dan pendidikan mempunyai keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi. Kemiskinan dapat mempengaruhi pendidikan, begitu pula pendidikan dapat mengangkat keimsikinan. Dalam Jurnal yang berjudul "Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Indeks Kemiskinan Dan Kelaparan di Indonesia" yang ditulis oleh B.S. Nazamuddin dan Ery Jayanti menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan yang berakal dan mempunyai kualitas hidup demi membangun kehidupan yang berharga dan bermakna, namun demi membangun kualitas hidup yang berharga tersebut dibutuhkan sumber daya manusia sendiri yang mendukung. Sumber daya manusia tersebut salah satunya meliputi dunia pendidikan. Pada penelitianya mempunyai tujuan bahwa di tahun 2030 negara berani menjamin, bahwa keseluruhan warga negara Indonesia akan mendapatkan pendidikan yang layak dan juga terbebas dari kemiskinan yang melanda[4]
Pada jurnal yang ditulis oleh Valeriana Darwis dan A. Rozany Nurmanaf dengan mengambil judul "Pengentasan Kemiskinan: Upaya Yang Telah Dilakukan dan Rencana Waktu Mendatang" mengungkapkan bahwa di Indonesia sejak tahun 1997 sudah mengalami krisis kemiskinan yang dengan level exstrem, hal itu disebabkan adanya perekonomian yang menurun secara berkepanjangan, sehingga kemiskinan semakin bertambah, hal lain yang mempengaruhi perekonomian yang berkepanjangan ini adalah sudah adanya program dari pemerintah, namun program tersebut tidak bisa maksimal untuk dilaknakan yang disebabkan oleh beberapa hambatan, sehingga sangat dibutuhkan lagi perencanaan ulang yang lebih matang, agar program tersebut dapat terlaksana secara maksimal dan menyeluruh tanpa terkecuali[5]
Kemudian pada siaran Pers Nomor: 137/HUMAS PMK/VI/2022 menyatakan bahwa kemiskinan yang sedang melanda Negara Indonesia sudah memasuki level extreme dengan menunjukkan data pada tahun 2021 sebanyak 4% setara dengan 10,86 juta jiwa, sedangkan kemiskinan menunjukkan 9,71% setara dengan 26,5 juta jiwa. Pada masalah kemiskinan kali ini, presiden RI Joko Widodo menargetkan pada tahun 2024 kemiskinan menjadi 0%, namun pada kurun waktu ini masih banyak dijumpai kemiskinan dimana-mana, bahkan anak kecil yang seharusnya mengenyam dunia pendidikan ikut andil dalam kemiskinan, sehingga pendidikan di nomor duakan dikarenakan perekonomian yang tidak menjamin untuk mengenyam dunia pendidikan[6].