Hadirnya sosok pemain kreatif di Real Madrid, seperti Angel Di Maria dan Mezut Ozil, membuat peran sebagai winger maupun kreator serangan semakin berkurang, ia didaulat sebagai penyerang murni.
Di Fase ini, Ronaldo menjelma menjadi predator ulung yang sangat berbahaya di kotak penalti lawan. Sejak era Muorinho rataan sentuhan bola Ronaldo mencapai 58 sentuhan, seiring bergantinya pelatih peran Ronaldo dan sentuhan terhadap bola di lapangan juga semakin berkurang.
Saat terakhir sebelum meninggalkan Real Madrid ke Juventus, sentuhan bola Ronaldo mencapai rataan 46 sentuhan per pertandingan.
Semakin kecilnya rataan bola sentuhan Ronaldo, berimbas semakin meningkatnya torehan gol Ronaldo di Real Madrid mencapai rata-rata 50 gol per musim.
4. Cristiano Ronaldo jadi Penyerang Murni
Di fase terakhir, Ronaldo menjadi penyerang murni. Faktor usia dan cedera yang pernah ia alami, membuat Ronaldo tidak banyak pamer gaya, ia berubah menjadi striker murni.
Meskipun Ronaldo mengenakan nomor punggung 7, namun saat ini posisi Ronaldo lebih berperan menjadi pemain bernomor punggung 9 atau penyerang murni yang lebih banyak bergerak di kotak penalti lawan.
Di Juventus dan timnas Portugal Ronaldo lebih berperan sebagai penyerang murni, ketimbang winger atau kreator serangan. Hal ini terbukti dari torehan gol Ronaldo di musim terakhirnya bersama Juventus, ia menjadi top skor Liga Italia dengan torehan 29 gol dan top skor Piala Eropa 2020 dengan torehan 5 gol.
Sehingga bagi penggemar MU, jangan berharap banyak Ronaldo akan banyak pamer skill atau pamer gaya dalam debut jilid II, bahkan torehan Assist, gerakan Step Over, dan umpan silang kemungkinan juga akan ikut terkikis.
Namun, ada aksi yang lebih trengginas dari Ronaldo, yaitu menjadi predator gol bagi MU. Sehingga jangan heran jika diakhir musim, Ronaldo mampu cetak lebih dari 20 gol, meski usianya telah menginjak 37 tahun pada tahun 2022.
Salam Olahraga.