Kepindahan Ronaldo dari Juventus ke MU musim ini terasa berbeda, dibandingkan saat pertama kali ia datang ke Old Traffod semasa MU dilatih oleh Sir Alex Ferguson.
Ronaldo yang kala itu masih muda, dan baru saja pindah dari Sporting Lisbon mempunyai kebiasaan mendribel bola atau pamer skill, sekarang Ronaldo jauh lebih dewasa dan menjadi predator ulung dikotak penalti lawan.
Bukti terbaru, Ronaldo menjadi top skor Liga Italia musim lalu, Top skor Piala Eropa 2020 dan menjadi raja gol Internasional dengan torehan 111 gol.
Apakah kondisi Ronaldo sekarang yang sudah berusia 36 tahun, akan menguntungkan bagi MU dalam 2 tahun ini?
Evolusi Ronaldo terjadi dalam 4 fase, sejak ia debut pertama kali hingga kembali berseragam MU kembali.
1. Cristiano Ronaldo Suka Pamer Skill
Awal musim pertama Ronaldo di MU, posisi awalnya adalah winger murni. Ronaldo mempunyai olah bola yang mumpuni masih terbawa gaya main di Sporting Lisbon. Kebiasaan Ronaldo di Sporting Lisbon, ia bawa ke pentas Premier League dimusim pertamanya.
Ronaldo kerap melakukan Gerakan Step over yang menjadi kelebihannya dalam mengecoh bek lawan. Meskipun Ronaldo mampu menciptakan 9 assist, namun tetap saja pamer skill Ronaldo ini tak dibarengi dengan hasil akhir.
Sehingga Ronaldo kerap mendapat kritikan, bahwa ia hanya pamer skill menawan daripada bermain untuk kolektivitas tim.
Kritikan ini datang salah satunya dari pundit BBC, Alan Hansen. Kritikan dari Alan Hansen ini benar adanya, selama dua musim pertamanya Ronaldo hanya mampu mencetak 15 gol dari 90 penampilannya.
Kritikan terus mengalir kepadanya sebagai pemain yang suka pamer skill, karena rata-rata ia melakukan 10 kali gocekan selama 90 menit.