Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humaniora.Soetiyastoko | Surat yang Tak Pernah Terkirim

8 Oktober 2025   12:49 Diperbarui: 8 Oktober 2025   12:49 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bang Soeti tidak kecewa walau tidak bisa bertemu; ia cukup dengan keyakinan bahwa sahabatnya masih ada. Kasihnya murni, bebas dari syarat.
Itulah bentuk kematangan emosional tertinggi.

*Viktor Frankl -- Logotherapy*
Frankl menulis bahwa makna hidup sering ditemukan justru dalam penderitaan.

Bang Idrus menemukan makna baru dari sakitnya --- bukan sebagai musibah, tapi sebagai cara Tuhan memperlambat langkah agar ia sempat merenung, bersyukur, dan memperdalam cinta antarsesama.

*Martin Seligman -- Positive Psychology & Gratitude*
Menurut Seligman, rasa syukur adalah pilar kebahagiaan sejati.

Ucapan "Alhamdulillah" yang diucapkan Bang Idrus bahkan di tengah kesakitan adalah bentuk _gratitude_ yang menenangkan batin --- *kebahagiaan yang tak bergantung pada kondisi fisik*.

* Renungan di Ujung Doa*

Malam makin larut.
Angin Bandung yang lembut berdesir lewat jendela, mengibaskan tirai yang sudah pudar warnanya.

Bang Soeti masih duduk diam, menatap langit yang kelabu.
*Ia tahu mungkin mereka takkan sempat bertemu lagi* --- mungkin hanya doa yang tersisa untuk saling kirim. Tapi entah mengapa, itu sudah cukup.

Dalam batinnya, ia berkata lirih:
_"Tuhan, bila waktu tak lagi memberi kami ruang untuk bertemu, tolong satukan kami dalam kenangan yang tak lekang."_

Karena sesungguhnya, pertemuan paling dalam kadang terjadi di tempat yang tak terlihat --- di hati yang saling mengenang.

* Kesimpulan*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun