Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humaniora.Soetiyastoko | Surat yang Tak Pernah Terkirim

8 Oktober 2025   12:49 Diperbarui: 8 Oktober 2025   12:49 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persahabatan sejati tidak diukur dari seberapa sering kita bertemu. Melainkan dari seberapa tulus kita mendoakan di sela kesibukan dan jarak.

Kisah Bang Soeti dan Bang Idrus adalah kisah tentang manusia yang belajar mencintai. Tanpa memiliki. Tentang waktu yang menua tanpa memudarkan kasih, dan tentang doa yang menjadi bahasa terakhir, antara dua jiwa yang saling memahami.

* Hikmah*

Sakit bukan tanda Tuhan menjauh, melainkan cara-Nya memperlambat langkah agar kita sempat merenungi arti hidup.

Doa bisa menjadi pelukan paling lembut, bahkan ketika tubuh tak lagi mampu merangkul.

Persahabatan Sejati adalah kesetiaan dalam diam --- tidak bising, tapi dalam dan tenang seperti arus sungai yang tak pernah berhenti mengalir.

Senyumku untuk semua Sahabat, Sahabat lama, Sahabat selamanya. Dok.Pri.
Senyumku untuk semua Sahabat, Sahabat lama, Sahabat selamanya. Dok.Pri.
* Pelajaran*

*Rawatlah hubungan sebelum waktu mengambil kesempatan itu*.
Jangan menunggu usia senja untuk berkata "Aku rindu."

*Ucapan & sapaan kecil bisa menjadi cahaya bagi jiwa yang sedang gelap*.
Satu kalimat tulus kadang lebih menyembuhkan dari seribu obat.

*Dalam dunia yang ramai dan cepat, hening bisa menjadi bahasa paling manusiawi*.
Karena di sanalah hati berdoa, dan cinta menemukan bentuk paling jujur.

_Subhanallah, alhamdhulillah ..._

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun