Pendidikan  |  Lanskap Hati dan Transparansi: Sebuah Cerita dari BSD
DikToko
(Soetiyastoko)
Di sebuah perumahan mewah di BSD, di balik pagar tinggi dan taman yang tertata rapi, terdapat sebuah panggung kecil kehidupan. Di sini, nilai-nilai kemanusiaan diuji, dan arti menghargai diri sendiri tak hanya berlaku untuk individu, tetapi juga untuk sebuah komunitas.
Ernie Pretty, seorang rektor universitas terkemuka, adalah seorang yang percaya bahwa tata kelola yang baik dimulai dari kejernihan hati.
Wanita dengan kacamata  tebal dan senyum yang tenang ini, dipromotori oleh Hariman---seorang pensiunan jaksa yang santun namun bagai baja berlapis beludru---dia tokoh utama yang mendaulat Ibu Rektor memimpin sebagai Ketua RW. Sukses untuk dua periode, Ernie telah membawa sebuah virus baik: transparansi. Ernie adalah menejer yang lihai mendelegasikan wewenang. Dia membagi habis semua fungsi dan tugas, sama seperti memimpin di kampusnya.
Setiap Senin, laporan keuangan mingguan berdentang masuk ke grup WhatsApp warga. Setiap akhir bulan, rincian pemasukan dan pengeluaran tersaji rapi.
Setiap empat bulan, laporan kegiatan dan progres terukur dibagikan.
Semuanya jelas, seperti air jernih yang mengalir di sungai yang tak berlumpur. Ernie dan pengurusnya, termasuk Buddy sang kontraktor property yang blak-blakan, menjalankan ini bukan sebagai kewajiban, tetapi sebagai bentuk penghargaan tertinggi kepada setiap warga. "Setiap rupiah dari iuran mereka adalah amanah," ujar Ernie suatu sore di teras rumahnya, "dan amanah harus dikelola dengan terang, karena kegelapan hanya melahirkan kecurigaan."
Gaya kepemimpinan Bu Ernie pun diikuti para ketua RT, walau ada juga yang keteteran. Mereka juga terheran-heran: "Ibu Rektor, kok bisa yaa?"
Buddy, dengan logat kerasnya, menambahkan, "Gue yang kerja proyek miliaran aja lapornya detail. Masa iuran RT gak bisa? Itu namanya nggak menghargai diri sendiri dan orang lain!"