Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Soetiyastoko | Seprei yang Mengingat Langit

7 September 2025   09:47 Diperbarui: 7 September 2025   09:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika anak-anak hendak menyusuri koridor hidupnya sendiri. Dok.Pri.

Ia mengambil laptopnya, dan mulai menulis lagi, dengan rasa syukur yang lebih dalam dari sebelumnya. Peran barunya adalah merangkul semua peran lamanya, dan menuliskan cerita untuk dinikmati, dengan cara yang berbeda.

***

*Kesimpulan*

Kisah Herliany Sintalaya adalah sebuah lukisan halus tentang perjalanan hidup manusia yang penuh dengan pergeseran peran dan tanggung jawab.

Dari seorang istri yang disayangi, menjadi seorang janda yang harus belajar mandiri, lalu menemukan peran barunya sebagai seorang penulis yang menginspirasi dan akhirnya menjadi penjaga kenangan bagi sahabatnya. Cerita ini menyimpulkan bahwa perubahan adalah sunnatullah (hukum alam yang ditetapkan Allah).

Tiada satu pun fase dalam hidup yang kekal, dan kesedihan atas sebuah kehilangan --pada akhirnya akan bertransformasi menjadi kekuatan baru, jika disikapi dengan syukur dan penerimaan.

Herlin membuktikan bahwa dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang positif, seseorang tetap dapat menemukan kebahagiaan, kemandirian, dan makna hidup yang dalam di setiap tutur usia.

***

*Hikmah*

Hikmah yang dapat kita petik adalah bahwa hidup ini bukanlah tentang mempertahankan apa yang telah pergi. Melainkan tentang merangkul apa yang hadir di hadapan kita, dengan penuh kesadaran.

Kesendirian bukanlah kutukan, tetapi kesempatan untuk bercakap dengan diri sendiri dan Tuhan lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun