Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Anomali Cuaca

5 Agustus 2025   20:53 Diperbarui: 5 Agustus 2025   20:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendung hitam tampak menyelimuti langit kota Jakarta. (Sumber foto : cnbcindonesia.com)

Yang berbeda adalah durasi waktu nya. Sekarang durasi waktu musim penghujan dan musim kemarau sepertinya lebih sulit untuk ditebak bahkan oleh lembaga keilmuan resmi seperti BMKG sekalipun.

Sehingga petani yang dahulu mengandalkan kode alam untuk menentukan awal musim tanam sekarang seperti kehilangan tuah karena kesulitan memprediksi kapan datangnya musim pengujan untuk memulai bercocok tanam.

Curah hujan dimusim penghujan saat ini juga berbeda jauh jika dibandingkan dengan zaman dahulu. 

Sekarang, curah hujan dimusim penghujan terbilang sangatlah tinggi sehingga kerap kali menyebabkan banjir dimana-mana saat musim penghujan tiba.

Sebaliknya dimusim kemarau, suhu panas yang dikeluarkan oleh sinar matahari terasa sangat menyengat sehingga membuat kulit terasa terbakar jika terpapar oleh sinar matahari secara langsung. 

Fenomena aneh kekinian soal cuaca ini banyak disebut dengan istilah "Cuaca Ekstrem" oleh sebagian kalangan. Kalau saya lebih suka menyebutnya dengan istilah "Anomali Cuaca".

Anomali cuaca sendiri adalah perubahan cuaca yang tidak biasa dan jauh dari pola normal yang biasa terjadi.

Diduga yang menjadi penyebab terjadinya anomali cuaca ini diantaranya adalah efek pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca serta fenomena alam seperti El Nino dan La Nina.

Pemanasan global yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dapat terjadi akibat dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi hutan.

Sedangkan El Nino dan La Nina merupakan dua fenomena iklim global yang terjadi akibat perubahan suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik. 

El Nino cenderung menyebabkan kekeringan ekstrim yang tidak biasa di beberapa bagian dunia, sementara La Nina dapat menyebabkan curah hujan yang sangat tinggi di belahan dunia lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun