Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebuah Pesan Simpel untuk Mengawali Pagi

10 Oktober 2019   07:14 Diperbarui: 10 Oktober 2019   08:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih, ada nasihat dari mereka yang pengalaman mengurus banyak uang, jangan sampai Anda dikelola oleh uang, namun Anda harus mampu mengelola uang.

Jika uang diibaratkan sebagai kendaraan yang akan mengantarkan Anda ke tujuan, maka kondisi mesin sampai ban dan rem benar-benar harus diperhatikan sebaik-baiknya. Jika tidak, alih-alih bisa mengantarkan Anda ke tujuan, yang terjadi justru Anda kelimpungan dalam perjalanan; ban bocor, mesin mogok, atau rem blong. 

Sori, ini memang sedikit berbau menceramahi. Maklum, saat saya menulis ini, juga sambil melamun jika anak saya mulai besar, apa saja yang kira-kira perlu saya ceramahi nanti? Pun, mesti berangkat dari apa yang saya lakukan sendiri. Jika tidak, sekalipun anak bersopan-sopan di depan saya, bisa jadi di belakang dia menggerutu, "Ah, bokap gue ceramah doang. Payah!"

Sebab, meskipun tampang saya awet muda begini--curi-curi celah muji diri--namun sudah berstatus sebagai seorang ayah, punya anak, dan sedikit banyaknya gaya hidup orangtuanya sendiri takkan lepas dari pengamatannya.

Kalaupun menyebut mereka sebagai generasi simpel, karena di zamannya hampir semua hal menjadi mudah, saya juga berusaha tidak menampik; bahwa mereka adalah generasi yang cerdas, jeli, dan tajam dalam melihat segala hal.

Jujur saja, di masa lajang saya sendiri cenderung sebodo amat urusan uang. Ada uang atau tidak ada uang pun tidak terlalu dipusingkan. Namun setelah berkeluarga dan memiliki anak, kepekaan seorang ayah lebih terasah. Bahwa uang bukanlah masalah kecil yang bisa diremehkan begitu saja.

Perlu ada perubahan sudut pandang atau perspektif. Jika tidak, keliru melihat dan membaca persoalan, akhirnya keliru bersikap dan mengambil tindakan. Jika kemudian amburadul, maka yang harus menelan risiko bukan lagi saya sendiri, tapi di sana ada anak dan juga istri.

Anda sendiri, meskipun sekarang berstatus jomblo, cobalah melamun sesekali sambil melibatkan sedikit empati; bahwa kelak Anda berpasangan bukanlah untuk merepotkan pasangan, tapi bagaimana membahagiakannya semaksimal yang Anda bisa.

Bagaimana membangun sudut pandang ketika kekurangan uang, sangat menentukan sejauh mana uang bermanfaat ketika kelak jalan-jalan rezeki Anda terbuka lebih lebar. Jangan mikir bahwa hari ini jomblo dan kere, lantas Tuhan terlalu tega membiarkan Anda selamanya begitu. 

Jadi, prinsip simpel, tidak bikin rumit, tidak ruwet, pun bisa menjadi prinsip yang juga bisa jadi pegangan untuk diri sendiri. Jika prinsip ini menyatu dengan pikiran, mengalir dalam tindakan, hingga menjadi kebiasaan; ah, Mblo, yakinlah kelak kau menjadi mata air kegembiraan dan kebahagiaan bagi banyak orang di sekelilingmu. 

Jika itu sudah menyatu dengan karaktermu, maka nasibmu pun hampir bisa dipastikan akan jauh dari ratapan sebagaimana selama ini kaualirkan lewat seabrek lagu dangdut di kamar mandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun