Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Tanggungjawab dan Kewajiban

13 Februari 2023   10:19 Diperbarui: 13 Februari 2023   12:15 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bidang olahraga, sepak bola misalnya. Berapa banyak operator kompetisi swasta rela menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga, dan uang, demi anak-anak yang mencintai sepak bola, tersalurkan bakatnya. Pun berapa banyak, anak-anak Indonesia yang dibina di sekolah-sekolah sepak bola (SSB) yang para pendiri, pembina, pelatihnya berdarah-darah mengentaskan bakat-bakat anak-anak ini, berkolaborasi dengan operator kompetisi swasta menelurkan bibit pesepak bola nasional yang handal. Ternyata, hanya ditelikung oleh pihak lain, yang tidak menanam, tidak memberi modal, tidak memperehatikan, mengabaikan, tetapi maunya tinggal memetik anak-anak berbakat dalam sepak bola? Juga dalam bidang olah raga lain?

Bila saya ucapkan dengan kata-kata, menyangkut persoalan ini, mulut saya sudah berbuih. Ribuan artikel yang sudah saya tulis pun, hanya sekadar menjadi catatan pemanis, pengingat, kritik, masukan, saran, solusi, yang dibaca sekadar judulnya. Yang dibaca tak tuntas, lalu dilupakan. Yang dibaca sampai tuntas, tetapi tidak dipedulikan. Yang dibaca sampai tuntas, ada yang tutur prihatin, berkomentar, lalu memperhatikan, dan peduli. Lalu, beregerak dan beraksi.

Mengetuk yang cerdas dan bertanggungjawab

Karenanya, dalam artikel ini, saya tidak mengetuk hati para pemimpin dengan para stakeholder terkaitnya, sebab, rasanya hanya buang waktu dan buang-buang kata-kata. Tetapi, melalui artikel ini, saya ingin mengetuk hati orang-orang cerdas dan bertanggungjawab, yang sudah menjadi bagian dari perkumpulan/kekeluargaan kegiatan khususnya kesenian, kebudayaan, dan olah raga.

Wahai orang-orang cerdas dan bertanggungjawab, pahamilah bahwa para pendiri perkumpulan/kekeluargaan kegiatan khususnya kesenian, kebudayaan, dan olah raga, dari berbagai literasi yang saya pelajari, adalah orang-orang ikhlas, peduli, tahu diri. 

Mereka juga tahu Indonesia, tahu pemerintah Indonesia, tahu parlemen Indonesia, tahu stakeholder terkait kepanjangan pemerintah untuk kepentingan rakyat, yang hingga kini tetap jauh panggang dari api membela kepentingan rakyat.  

Itulah sebabnya, meraka merelakan segenap jiwa dan raganya, tenaga, pikiran, waktu, hingga uangnya, untuk tetap menjalan roda perkumpulan/kekeluargaan dalam bidang kesenian, kebudayaan, dan olah raga, dll, tanpa banyak bicara dan mengeluh. Mereka bukan orang-orang gila jabatan,  kekuasaan, rakus uang, dan mencari keuntungan pribadi atau mencari kesempatan dalam kesempitan.

Yang ada dalam pemikiran mereka, selalu bagaimana menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat yang membutuhkan dan perlu dibantu. Bagaimana pemikirannya bermanfaat untuk membangun masyarakat agar cerdas dan bertanggungjawab, meski bukan melalui jalur pendidikan formal. Karena menyadari bahwa Negara belum sepenuhnya memenuhi amanah Pembukaan UUD 194

Bersyukur dan bangga, atas begitu banyaknya para anggota kelompok/perkumpulan/kekeluargaan di berbagai kegiatan yang umumnya adalah para orang tua. 

Mereka cerdas dan bertanggungjawab dalam membantu roda kegiatan, program-program kegiatan dari kelompok/perkumpulan/kekeluargaan yang diikutinya. Karena cerdas dan bertanggungjawab, para orangtua yang putra-putrinya menjadi bagian kegiatan di kelompok/perkumpulan/kekeluargaan bidang kesenian, kebudayaan, olah raga dll, sadar betul bahwa, biaya operasionalnya mutlak dari iuran para orangtuanya. Sehingga, para orang tua yang cerdas dan bertanggungjawab, bukan hanya disiplin dan tepat waktu dalam membayar iuran bulanan, yang biasanya tanggal 1-10 setiap bulannya. 

Ada yang menambah dengan dukungan iuran sukarela. Bahkan meningkat ada yang dengan ringan hati menjadi donatur, bahkan sampai menjadi sponsor. Sebab, tahu persis roda kegiatan dan program-program kelompok/perkumpulan/kekeluargaan yang diikuti, mustahil dapat berjalan tanpa sokongan dan dukungan dari para orangtua yang cerdas dan bertanggungjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun