Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Tanggungjawab dan Kewajiban

13 Februari 2023   10:19 Diperbarui: 13 Februari 2023   12:15 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pun agak mustahil berharap kepada pemerintah melalui kepanjangan tangannya atau sponsor. Sudah menjadi cerita klasik, bahwa kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll yang diinisiasi oleh rakyat atau pihak swasta akan sangat sulit diperhatikan oleh kepanjangan tangan pemerintah di bidangnya dan pihak sponsor, bila pihak kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll, tidak memliki kolega di dalam kepanjangan tangan pemerintah dan pihak sponsor. Kerenannya, sponsor utama dari kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll, di Indonesia adalah orangtua siswa.

Orangtua tidak bertanggungjawab, mau enaknya

Sayangnya, meski para orangtua siswa dalam kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll, di Indonesia cerdas dan bertanggungjawab, cerita para orangtua yang tidak bertanggungjawab tetap menjadi cerita yang tidak lekang oleh waktu.

Banyak orangtua yang tetap menunggak dan selalu terlambat membayar kewajibannya kepada kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll, meksi tahu, seharusnya, kewajibannya dibayarka setiap tanggal 1-10 setiap bulannya. Susahnya lagi, cerita-cerita klasik pun terus beredar bahwa ketika para orangtua yang tidak bertanggungjawab ini diingatkan dan ditagih, justru kabur, atau keluar dari kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll.

Boro-boro bertanggungjawab membayar kewajiban iuran setiap bulan tepat waktu, plus nambah ada bantuan sukarela atau donasi, atau menyumbang peralatan dan sarana untuk menunjang operasilan kegiatan, ini malah orangtuanya kabur alias keluar dari kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll.

Boleh trial dulu, senjata

Cerita klasik juga terus mengalir menyangkut bagaimana sedihnya para kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll ini yang hanya jadi batu loncatan para orangtua yang licik. Merasa putra-putrinya berbakat, maka, selalu putra-putrinya dijadikan alat untuk seribu bendera, demi orangtua terhindar dari iuran alias gratis.

Kata-kata "boleh trial dulu" akan menjadi senjata, bagi para orangtua yang ingin memasukkan putra-putrinya dalam kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll, dengan biaya gratis. Atau menjadi kamuflase para orangtua yang kikir pikiran dan hati.

Merasa putra-putrinya sudah hebat dalam bidang yang ditekuninya, meski orang tuanya kaya harta, tetapi licik, miskin hati, maka para orangtua model seperti ini, tidak beda dengan para elite partai yang rakus jabatan, kedudukan, harta dan uang. Karena hidup hanya untuk dirinya, keluarganya, kelompoknya, dinastinya, dll.

Cerdas, bertanggungjawab, tahu kewajiban

Pemimpin negeri ini, terbukti masih belum sepenuhnya amanah sesuai UUD 1945 kepada rakyat Indonesia terutama dalam hal pendidikan, kesejahteraan, dan keadilan. Namun, banyak orangtua siswa yang amanah pada kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll yang dihelat pihak swasta (baca: rakyat jelata) karena menggunakan kecerdasannya untuk bertanggungjawab dan selalu tahu kewajiban yang harus dipenuhi untuk kelancaran roda kegiatan dan nafas kehidupan kelompok/perkumpulan/kekeluargaan kegiatan kesenian, kebudayaan, olahraga dll yang diikuti putra-putrinya atau orangtua (baca: kegiatan orangtua/orang dewasa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun